

Hari Air Sedunia adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha untuk menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini diumumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.
Hari Air Dunia ke-28 Tahun 2020 kali ini mengusung tema “Water and Climate Change” (Air dan Perubahan Iklim).
Perubahan iklim yang telah menjadi salah satu faktor masalah lingkungan hidup dunia, mengancam kelanjutan sistem penyangga kehidupan di bumi salah satunya dengan berkurangnya ketersediaan sumber daya air untuk kelangsungan hidup. Disamping itup lingkungan merupakan bagian penting dalam mengusahakan dan mengelola sumber air. Perlakuan kita terhadap lingkungan meresonansi perlakuan lingkungan terhadap kita.
Terjadinya perubahan ketersediaan air di bumi merupakan suatu konsekuensi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipertimbangkan sebagai akibat perubahan iklim. Sumber air pada masa sekarang ini terkesan kehilangan tingkat keandalannnya dalam mendukung ketahanan air bagi masyarakat. Hal ini tergambar dengan semakin seringnya terjadi permasalahan terkait sumber daya air.
Beberapa fakta tentang air di bumi adalah:
1. Sekitar 71 persen permukaan bumi tertutup air, menurut The United States Geological Survey.
2. Pasokan air total dunia setara dengan 332,5 juta mil kubik.
3. Lautan merupakan sekitar 97 persen dari seluruh air Bumi, yang berarti hanya 3 persen air yang tidak mengandung garam.
4. Dari total air tawar dunia, 69 persen dibekukan di es dan gletser dan 30 persen lainnya ada di tanah. Hanya 1% berupa air permukaan yang bisa digunakan dengan mudah, yakni air sungai, danau, dan rawa.
5. Hanya 0,26 persen air dunia ada di danau air tawar dan hanya 0,001 persen dari seluruh air kita yang ada di atmosfer.
Pada tahun 2050, populasi dunia akan tumbuh oleh sekitar 2 miliar orang — hampir 10 miliar — meningkatkan permintaan air hingga 30 persen, prediksi PBB.
6.Lebih dari 80 persen limbah kotor masyarakat mengalir kembali ke lingkungan tanpa pengolahan atau penggunaan kembali.
7. Sebanyak 71 persen lahan basah alami dunia telah hilang sejak tahun 1900, dan ini adalah kesalahan manusia.
8.Perubahan klim meningkatkan suhu rata-rata permukaan bumi secara signifikan. Kondisi ini membuat gunung es di kutub mencair yang berpotensi menenggelamkan sebagian daratan tempat hidup manusia. Setiap kenaikan suhu bumi sebesar 1 derajat celcius akan menaikkan permukaan air laut setinggi 2,3 meter.
9. Menurut PBB, 2,1 miliar orang tidak memiliki air minum yang aman di rumah. Dari jumlah tersebut, 844 juta tidak memiliki akses terhadap layanan air minum dasar, termasuk 263 juta orang yang melakukan perjalanan selama lebih dari 30 menit per perjalanan untuk mengumpulkan air.
10.Dan 159 juta orang masih minum air yang belum terolah dan memiliki risiko kesehatan yang serius dari sumber air permukaan, seperti sungai atau danau.
Ada 663 juta orang yang hidup tanpa persediaan air bersih yang dekat dengan rumah.
11. Sekitar 55-78% tubuh kita terdiri dari air, tulang mengandung 31% air, paru-paru mengandung 83% air.
12. Manusia bisa bertahan 40 hari tanpa makan, tetapi taakn bertahan hidup dari 7 hari tanpa minum.
13. Satu dari 3 orang di dunia tidak mempunyai akses ke toilet. Ada 1 dari 10 orang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Satu anak meninggal setiap 90 detik akibat penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi.
14. Untuk membuat secangkir kopi dibutuhkan 140 liter air, dihitung sejak penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pemrosesan dan penyajian. Begitu juga, untuk menghasilkan 1 kg beras diperlukan 3500 liter air, dan untuk menghasilkan 1 kg daging sapi diperlukan 15.000 liter air.
15. Di alam, air diperbaharui dan disimpan di hutan dan daerah aliran sungai. Namun setiap tahun bumi kita kehilangan hutan seluas 48 lapangan sepakbola per menit. Keadaan tersebut membuat banyak daerah aliran sungai yang rusak tanpa bisa dikembalikan lagi.
Cara untuk mengurangi krisis air bersih:
Penghematan air dengan tidak mengisi bak air sampai penuh, bahkan tumpah
Nyalakan air sesuai dengan kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci piring dan baju menggunakan ember. Menggunakan air bekas mencuci sayur/beras untuk menyiram tanaman atau membasuh piring kotor yang hendak dicuci.
Daur ulang limbah agar tidak langsung mencemari lingkungan.
Konservasi terhadap sumber-sumber air yaitu dengan memperluas ruang hijau dan menanam tanaman penyimpan cadangan air.
Pertanian hemat air bisa menggunakan batang pisang, pertanian hidroponik, self watering (pengairan sendiri), atau penggunaan sabut kelapa sebagai penahan air siraman tanaman.
Membuat lubang resapan untuk menampung air hujan supaya terserap ke dalam tanah.
Membangun tempat penampungan air.
Pelestarian hutan dan daerah aliran sungai.
Dan ingat, di zaman Corona ini, dimana orang berlomba-lomba untuk mensterilkan tangan dan lingkungannya dengan bahan disinfektan, maka air kita akan banyak dicemari oleh limbah yang memakai desinfektan.
Jangan sampai ketika wabah corona ini sudah usai, kita dihadapkan kepada problema air yang tercemar limbah disinfektan dan klorin.