

Masalah banjir di Kota Pekanbaru, Riau, masih sering terjadi jika curah hujan tinggi. Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru akan meningkatkan keberadaan kumpulan retensi dalam bentuk reservoir untuk mengatasi khusus masalah ini.
“Kumpulan retensi di kota Pekanbaru masih tidak cukup. Untuk alasan ini, masih ada sejumlah kolam retensi di daerah rawan banjir untuk menahan air dari curah hujan,” kata Pak Ikhsan
Menurutnya, rencana untuk menambah kebutuhan kolam retensi telah dimasukkan ke dalam rencana perencanaan pengendalian banjir yang sekarang yang bisa segera di selesaikan krn untuk menanggulangi permasalahan banjir di Pekanbaru.
Bpk Ikhsan pun menambahkan, keberadaan rombongan retensi diperlukan yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan air di suatu daerah.
“Jadi ketika hujan tidak turun ke daerah pemukiman masyarakat, terutama di dataran rendah. Jika ada rombongan retensi, air akan memasuki kolam sebagai tempat penampungan dan minimal sehari menyelesaikannya sedikit,” katanya.
Dia mengatakan realisasi penyelesaian membuat rencana kontrol banjir mencapai 60 persen.
Rencana Induk Kontrol Banjir adalah referensi dari Departemen Pongkanasaru dalam mengatasi masalah banjir di bidang ini.
Selain itu, persiapan Rencana Induk Kontrol Banjir juga berisi data tentang jumlah drainase, anak sungai dan peta daerah banjir sementara rencana induk ditargetkan untuk selesai pada akhir 2021.
Projek yang menghabiskan dana 13 Miliar untuk Banjir
Penanganan banjir di kota Pekanbaru ternyata membutuhkan anggaran ratusan miliar rupiah. Pemerintah Kota Pekanbaru membutuhkan anggaran sebesar Rp 180 miliar untuk menyelesaikan masalah banjir.
Namun, masalah banjir di kota Pekanbaru belum terselesaikan. Satu masalah banjir adalah perendap sungai.
Satu sungai yang disiler adalah Sungai Sail. Sungai meluap menyebabkan banjir dalam pemukiman publik dalam beberapa bulan terakhir.
Bpk Ikhsan pun menambahkan, proses normalisasi sungai telah dikoordinasikan dengan aula Sungai Sumatra (BWSS) II. Dia berkata dalam hal otoritas Sungai Sail untuk menjadi otoritas BWSS.
“Kami menawarkan, kami siap membantu. Terutama BWSS telah setuju untuk menormalkan,” jelasnya,
Menurutnya, titik normalisasi direncanakan akan berlangsung di sekitar Jondul dan Kuantan Kabupaten. Itu juga meminta BWS untuk menormalkan aliran Sungai Sail di area parit yang indah.
Sebelumnya, ia mengatakan bahwa upaya untuk menangani banjir dinyatakan dalam rencana induk untuk penanganan banjir yang diselesaikan pada tahun 2021. Otoritas penanganan mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.
Hujan deras memerah Pekanbaru pada Kamis (22/4/2021) pagi. Akibatnya, beberapa daerah di ibukota provinsi Riau kembali banjir.
Seperti beberapa di Distrik Tuah Madani, Distrik Tampan, dan beberapa poin lainnya.
Pekerjaan Umum Publik Kota Pekanbaru (PUPR) mencatat 365 masalah banjir dan 113 titik banjir menyebar di 15 kecamatan di Pekanbaru.
Untuk masyarakat pecan baru pun menyayangkan permasalahan banjir yang tak kunjung selesai, Karena ada beberapa daerah yang merupakan salah satu prioritas kerja dalam menangani banjir.
“Sungai Sail Seputaran, di Kecamatan Tuah Madani, Tabek Gadang, dan Sungai Batak. Ini adalah daerah yang rawan banjir,” Jelas Pak Ikhsan
Penanganan ini dikatakan dalam kegiatan PUPR rutin. Aktivitas rutin ini seperti normalisasi anak sungai dan drainase. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat berat dan manual menggunakan operator dari PUPR.
Badan Pekerjaan Umum Kota Pekanbaru dan Badan Perencanaan (PUPR) mencatat 365 masalah banjir dan 113 titik banjir menyebar di 15 kecamatan di Pekanbaru.
Kepala Kantor Kota Pupr Pekanbaru, kata Indra Pomi Nasution, ada beberapa daerah yang merupakan salah satu prioritas kerja dalam menangani banjir.
“Sungai Sail Seputaran, di Kecamatan Tuah Madani, Tabek Gadang, dan Sungai Batak. Ini adalah daerah yang rawan banjir,” kata Pak Ikhsan yang sekaligus menjadi Dosen Universitas Riau.
Penanganan ini dikatakan dalam kegiatan PUPR rutin. Aktivitas rutin ini seperti normalisasi anak sungai dan drainase.
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat berat dan manual menggunakan operator dari PUPR.
“Gunakan alat berat, setiap hari anggota PUPR bekerja di jalan. Yang telah menormalkan udara hitam, Sungai Sibam, dan anak sungai di Tangkerang. Secara rutin membersihkan,” jelasnya Pak Ikhsan
Kepala Departemen Lingkungan dan Pembersihan Pemko Pekanbaru Agus Pramono telah dihapus sejak beberapa waktu lalu. Mantan Kasrem 031 Wirabima Pekanbaru dengan peringkat terakhir Kolonel TNI telah dihapus karena masalah sampah.
Sebab, Agus saat ini diperiksa oleh Pekanbaru Inspectorate mengenai masalah sampah yang tersebar di Pekanbaru. Bahkan, masalahnya adalah tanggung jawab Pekanbaru DLHK.
“Ini tentang kinerjanya (Agus), membuat orang-orang cemas. Intinya diperiksa oleh sampah,”
Pemeriksaan Agus di Inspektorat masih berjalan. Pemeriksaan terkait dengan layanan DLHK yang terkait dengan masalah limbah.
Inspektorat Pekanbaru menilai bahwa kinerja layanan LHK yang dipimpin oleh Agus telah membuat publik cemas. Selain itu, Kepala Kepolisian Riau Regional Inspektur Jenderal Setya Imam Effendi dan Komandan Corem Wira Bima Syech telah berpartisipasi dalam mengumpulkan sampah yang tersebar. Kemudian sampah diangkut dengan bantuan truk dari Kepolisian Nasional Indonesia.
Warga Pekanbaru memastikan bahwa masalah sampah segera diatasi. Sebab, proses lelang transportasi limbah sekarang dilakukan di situs web LPSE Pekanbaru.
Pak Ikhsan pun menambahkan untuk banjir sendiri juga perlu ada bantuan masyarakat pekanbaru , Karena banjir sendiri datang dari tumpukan sampah yang biasa aliran air sungai , Oleh Karena itu saat waktu senggang bisa ikut membersihkan aliran sungai yang terdapat bnyak sampah”, Jelasnya Pak Ikhsan.
Mari bekerja sama untuk mewujudkan Kota Pekanbaru yang bersih dan Nyaman .
Sumber : riaubarometer.com