Masalah banjir Pekanbaru yang selalu menghantui membuat masyarakat khawatir setiap kali hujan turun dengan lebat karena air jelas akan menggenangi jalan. Penanganan banjir perlu dilakukan secara serius dengan terlebih dahulu mencermati faktor yang menjadi penyebab.
Pengamat sekaligus Ketua Tim Penyusun Master Plan Banjir di Kota Pekanbaru menegaskan bahwa rencana alias master plan sudah tersusun rapi dan matang. Pemerintah kota hanya perlu serius mewujudkan rencana tersebut dengan memfokuskan pada dua hal yakni area serapan dan aliran air.
Master Plan Penanganan Banjir di Kota Pekanbaru
Setiap permasalahan, tentu perlu dicari penyebab secara detail agar cepat diatasi, seperti halnya banjir. Pembentukan tim khusus yang diketuai oleh Muhammad Ikhsan, M.Sc., sudah melakukan riset dalam waktu lama dan merinci faktor penyebab untuk mengatasi banjir Kota Pekanbaru yang menahun.
“Master plan untuk Pekanbaru sudah disusun dan siap untuk diterapkan. Dalam rencana tersebut, terdapat 120 titik banjir beserta lebih dari 300 permasalahan yang membersamai.” kata Pak Ikhsan.
Apabila sebatas rencana di atas kertas, maka tidak akan berguna. Beliau menegaskan bahwa pemerintah setempat harus bertindak nyata sesegera mungkin untuk membebaskan masyarakat Pekanbaru dari banjir.
Hal-hal yang dicantumkan dalam master plan termasuk rencana jangka pendek dan jangka panjang. Membutuhkan dana hingga miliaran, usaha yang ekstra dan waktu yang lama memang untuk melaksanakan apa yang tertulis.
Namun, beliau memberikan masukan agar Walikota memprioritaskan rencana jangka pendek yang paling mungkin untuk direalisasikan. Contohnya adalah terkait saluran air dan daerah resapan. “Jika berhasil dilakukan, maka 20% – 30% master plan sudah tercapai.” imbuhnya.
1. Penyerapan Air Hujan
Memperhatikan area penyerapan air hujan merupakan salah satu metode efektif untuk mengatasi banjir Kota Pekanbaru yang penting diprioritaskan. Intensitas hujan yang sangat tinggi sering memunculkan genangan tinggi di jalan raya dan Kawasan pemukiman warga.
Air dalam volume besar tersebut perlu diserap secara maksimal ke dalam tanah agar terus menerus berada di permukaan tanah. Maka dari itu, area resapan yang jumlahnya memadai wajib dibuat sehingga mampu menyerap sebanyak apapun air hujan yang tumpah.
Dr. Muhammad Ikhsan, Pengamat Perkotaan lulusan Utah State Amerika Serikat, menyebutkan bahwa daerah serapan (catchment area) dan ruang terbuka hijau memainkan peran krusial dalam pengelolaan banjir.
Semakin luas lahan yang ditutup oleh aspal dan semen, maka semakin sempit lahan yang bisa dibangun untuk area resapan. Sebaiknya, pemerintah kota menghentikan dulu pembangunan gedung yang tidak urgent dan diganti dengan pembuatan sumur resapan yang lebih diperlukan.
Selain itu, ruang terbuka hijau perlu digencarkan dengan membiarkan permukaan tanah tetap terbuka untuk menyerap air hujan.
2. Penyaluran Air
Selain area serapan, Dr. Muhammad Ikhsan juga menyebutkan tentang pentingnya saluran air yang tidak tersumbat dan jumlahnya mencukupi untuk mengalirkan air sekaligus menampung air. Dengan begitu, tidak ada air yang meluap hingga menggenangi permukaan tanah.
Membersihkan drainase, mengeruk sungai dan menambah jumlah kolam retensi adalah usulan Pak Ikhsan. Tempat-tempat tersebut diperlukan keberadaannya sebagai jalan air dan tempat tampungan air sementara.
a. Pembersihan Drainase
Menurut Muhammad Ikhsan, M.Sc., salah satu penyebab banjir di Pekanbaru adalah dangkalnya drainase yang ada di tepi jalan raya maupun kawasan pemukiman warga. Padahal, drainase berfungsi untuk mengalirkan air agar tidak terjadi genangan.
Setelah diamati, pendangkalan drainase disebabkan oleh penumpukan material seperti sampah, sisa galian tanah, lumpur dan pasir yang dibiarkan lama. Ukuran drainase yang seharusnya mampu menampung banyak air menjadi terbatas karena penumpukan tersebut.
Pembersihan dan perbaikan drainase harus dijalankan secara maksimal. Setelahnya, perlu ada pengawasan drainase untuk memastikan aliran air selalu lancar.
b. Pengerukan Sungai
Mengkombinasikan antara area serapan dan pengaliran air memang hal yang tepat. Jika air yang ada di permukaan belum berhasil diserap secara maksimal, maka dapat dialirkan ke tempat penampungan, salah satunya sungai.
Dr. M. Ikhsan mengungkap tentang potensi sungai sail yang letaknya ada di tengah kota. Menurut beliau, sungai kota Pekanbaru tersebut perlu dinormalisasikan dengan baik agar mampu mengalirkan air dalam jumlah banyak.
Pengerukan sungai sail yang dilakukan secara tepat, maka dapat menjadi solusi yang efektif untuk mencegah banjir. Pemeliharaan sungai dan lingkungan sekitarnya juga perlu diperhatikan oleh pemerintah kota.
c. Penambahan Kolam Retensi
Tidak hanya sungai, M. Ikhsan merekomendasikan penambahan kolam retensi sebagai metode penanggulangan banjir di Kota Pekanbaru. Kolam retensi memiliki fungsi untuk menampung air sehingga tidak meluap dan menggenangi jalan serta pemukiman warga.
“Jumlah kolam retensi di Pekanbaru masih kurang,” kata beliau. Penambahan kumpulan retensi merupakan bagian dari master plan jangka pendek yang bisa dikerjakan dengan cepat.
Keberadaan kolam retensi yang cukup akan berguna bagi pemukiman yang berada di dataran rendah. Air hujan tidak akan meluncur dan menggenangi kawasan tersebut, tetapi ditampung di kolam.
Berbagai cara jitu untuk menanggulangi banjir Pekanbaru sudah dibuat berdasarkan pengamatan cermat oleh pakar dan tim. Penyediaan area untuk meresapkan air dan mengalirkan air termasuk tindakan yang perlu diprioritaskan oleh pemerintah kota.