Musim penghujan menyebabkan kecemasan pada masyarakat yang mendiami daerah-daerah rawan banjir, termasuk masyarakat di Pekanbaru. Bahkan, masalah banjir Pekanbaru semakin hari sepertinya semakin parah.
Jika kembali ke beberapa tahun silam, banjir Pekanbaru biasa terjadi setelah hujan sangat lebat selama berjam-jam. Akan tetapi sejak 5 tahun belakangan, dalam waktu relatif singkat saja, sekitar 15 menit hingga 1 jam, hujan lebat sudah bisa mengakibatkan banjir di sejumlah titik.
Kawasan pemukiman dan jalan tentu juga tidak luput dari banjir. Akibatnya, lalu lintas menjadi macet, dagangan masyarakat tidak laku, barang-barang menjadi terendam dan rusak, aktivitas masyarakat terhambat, toko dan rumah terendam, dan lebih buruknya lagi penyakit kulit menyebar.
Solusi Banjir Pekanbaru
Banjir terjadi setiap musim penghujan dan ini membuat masyarakat selalu merasa cemas begitu musim kemarau berakhir. Banjir seolah tidak akan berhenti terjadi dan sepertinya belum ada penanganan yang tepat untuk itu.
Benarkah tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasi banjir di kota yang berada di tepian Sungai Siak itu? Menyikapi banjir di Pekanbaru, Dr Muhammad Ikhsan, seorang praktisi dan pakar tata Kota Pekanbaru sekaligus dosen di Universitas Riau menyatakan bahwa masalah ini sebenarnya bisa diatasi.
Hanya saja dengan catatan penanganannya harus dilakukan secara keseluruhan. Menangani banjir tidak bisa dilakukan secara parsial dan seharusnya memang penanganan banjir ini mudah dilakukan. Sebab, Kota Pekanbaru sudah mempunyai master plan atau rencana induk.
Menurut hemat Dr Muhammad Ikhsan, metode pengelolaan banjir itu bisa dilakukan dengan mengkombinasikan antara penyaluran air dengan penyerapan air. Kombinasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah air permukaan yang akan masuk ke dalam parit.
Selain itu, masalah sampah Pekanbaru juga harus diberi perhatian khusus karena dapat menjadi penghalang bagi air untuk mengalir begitu sudah ada di dalam drainase. Memang sampah bukanlah penyebab banjir yang dominan.
Akan tetapi sampah bisa membuat drainase menjadi lebih sempit sehingga air hujan yang turun tidak bisa tertampung semua dan pada akhirnya genangan pun terjadi. Solusi sampah Pekanbaru ini perlu direncanakan dengan sedemikian rupa sehingga tidak muncul masalah lain lagi kedepannya.
Penanganan Banjir di Pekanbaru dalam Tiga Tahap
Solusi untuk masalah banjir di Pekanbaru berhubungan dengan ruang terbuka hijau, drainase serta sampah dan berbagai penghalang lain yang ada di dalam drainase. Solusi tersebut bisa dibagi menjadi tiga tahapan yakni jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
1. Solusi Jangka Pendek
Solusi jangka pendek adalah solusi yang dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Dalam jangka waktu tersebut, yang bisa dilakukan ialah dengan mengaktifkan kembali saluran drainase untuk melancarkan aliran air.
Pengaktifan kembali drainase ini bisa dilakukan dengan cara membersihkan dan mengangkat berbagai halangan yang ada di dalamnya. Halangan yang dimaksud bisa berupa timbunan batu, timbunan pasir, parit tumbang, sisa konstruksi coran jembatan, sampah plastik dan material sedimentasi lainnya.
Fokus yang diutamakan dalam hal ini bukan mengenai pembersihan saluran saja, namun juga upaya untuk menjamin kelancaran air. Pengaktifan kembali drainase bisa dilakukan oleh pemerintah setempat dengan mengajak masyarakat, relawan dan pekerja untuk bekerjasama.
Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun ini, pemerintah juga bisa meminta para pemilik bangunan yang bangunannya berpotensi menghambat aliran.
2. Solusi Jangka Menengah
Solusi jangka pendek bisa segera ditindak lanjuti dan sebaiknya juga dilanjutkan dengan melakukan solusi jangka menengah yakni antara 1 tahun hingga 5 tahun. Dalam hal ini perlu dibuat master plan drainase kota untuk memperbaiki kinerja drainase kota secara keseluruhan.
Skenario master plan yang sudah disusun tersebut harus dilakukan secara bertahap dan tentunya dalam hal ini diperlukan dana yang cukup besar. Dalam jangka menengah ini pula, sampah Pekanbaru harus ditangani. Penanganan sampah yang baik bisa mengurangi potensi tersumbatnya drainase.
Selain itu, perlu juga membuat ruang terbuka hijau publik yang bisa berupa lapangan hijau olahraga, median hijau, sungai, waduk, hutan kota, taman dan berbagai permukaan tanah yang di atasnya tidak terdapat bangunan dan perkerasan. Jadi air hujan bisa langsung menyerap dalam tanah dengan baik.
3. Solusi Jangka Panjang
Penanganan anak sungai, pembangunan ruang terbuka hijau serta penataan kota perlu dilakukan secara serasi. Dengan demikian, air terutama air hujan kedepannya tidak akan lagi menjadi hal yang menakutkan.
Bahkan jika tata kota Pekanbaru dilakukan dengan baik, air tersebut bisa membuat Pekanbaru menjadi kota yang lebih cantik sekaligus mewujudkan jalan air sebagai sarana transportasi Pekanbaru. Tentunya dalam hal ini juga harus didukung dengan pemeliharaan drainase yang baik.
Jika penanganan banjir di Pekanbaru segera dilakukan, bukanlah hal yang mustahil untuk mewujudkan Pekanbaru menjadi tempat yang menyenangkan di berbagai musim.
Akan tetapi, penanganan banjir ini memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah dan penanganannya juga harus dilakukan secara keseluruhan.
Sumber : riaubarometer.com