Masalah sampah Pekanbaru merupakan permasalahan pelik yang tak kunjung usai. Banyaknya sampah di setiap sudut kota membuat kota yang memiliki julukan Smart City Madani ini tampak kotor dan tak terawat.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari pakar tata kota Pekanbaru yang juga seorang dosen di Universitas Riau, Dr Muhammad Ikhsan mengenai tata kota Pekanbaru dan solusi terbaik bagi masalah sampah Pekanbaru ini.
Akar Penyebab Permasalahan Sampah Pekanbaru
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab permasalahan sampah yang seakan tak kunjung usai di Pekanbaru. Salah satu akar permasalahannya adalah persoalan penanganan sampah yang dinilai kurang tepat.
Menurut Muhammad Ikhsan, sampah di Pekanbaru tidak ditangani dengan baik dan tidak dikelola. Padahal sampah bukan hanya perlu untuk disingkirkan atau dicarikan tempat untuk membuang sampah tersebut.
Namun, sampah yang setiap waktu terus bertambah harus dikelola sedemikian rupa agar tidak menumpuk dan menimbulkan permasalahan lanjutan yang lebih serius.
Salah satunya masalah banjir Pekanbaru yang pastinya sangat berkaitan dengan masalah pengelolaan sampah ini.
“Sampah itu kan sesuatu yang harus disingkirkan, diolah, dan dikelola. Karena kalau tidak demikian, dampaknya besar” ujar M. Ikhsan.
“Jadi yang kita lihat hari ini sampai itu masih dilihat menjadi sesuatu yang harus dienyahkan. Padahal, yang penting adalah pengelolaannya. Dan jika tidak dikelola, maka dampak-dampaknya akan sangat berpengaruh pada kita” terang M.Ikhsan.
“Jadi mestinya sampah itu tahapan awalnya dari dihasilkannya sampah itu, lalu dipisahkan mana yang masih bisa dipakai dan mana yang dijadikan kompos, mana yang didaur ulang. Itu tahap pertama” jelasnya lagi.
“Lalu tahap selanjutnya adalah proses pengangkutan sampah yang mana memakan biaya paling besar karena menyangkut transportasi Pekanbaru. Sampah tidak langsung dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), tapi dibawa dulu ke TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu), untuk sampah yang benar-benar tidak bisa diolah sama sekali baru dibawa ke TPA”
“Itu pun menurut tren saat ini, sampah di TPA akan dibakar dan panasnya akan dipakai untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik” pungkas M. Ikhsan.
Sempat Terjadinya Putus Kontrak Sampah
Berdasarkan pembicaraan pada sebuah talk show, Pak M. Ikhsan juga menjelaskan sempat Terjadinya putus kontrak sampah di awal 2021 yang mana menjadikan penyebab penumpukan sampah di sudut-sudut kota Pekanbaru.
Putus kontrak dengan kontraktor penyedia layanan angkut sampah dan belum adanya pengganti ini pun sangat disayangkan karena anggaran yang telah tersedia dan umumnya lelang untuk kontraktor baru dibuka pada bulan November atau Desember yaitu sekitar dua bulan sebelum awal tahun.
“Saya rasa antisipasinya yang kurang. Karena proses lelang dan pengurusan tender bisa memakan waktu satu bulan, jadi bisa ditarik satu bulan ke belakang,”
“Di Jakarta lelang tender itu di November dan Desember, seperti itu”
“Kita nggak bisa minta warga untuk simpan sampahnya dulu di rumah, nggak bisa”ujarnya.
Sistem Kontrak dan Tonase
Pak Ikhsan juga menyinggung mengenai sistem penanganan sampah yang menggunakan sistem kontrak yang sekarang digunakan. Menurutnya sistem kontrak Menggunakan jasa kontraktor untuk mengangkut sampah menjadi salah satu faktor permasalahan.
Sebab, kontraktor biasanya menggunakan sistem tonase, yaitu berpatokan pada berat sampah yang harus dicapai lalu disetorkan ke TPA. Berbeda dengan zaman dahulu yaitu pada tahun 2003 dimana sampah tidak menggunakan sistem kontrak.
Pada saat itu sampah langsung ditangani oleh dinas terkait dan melalui proses pemilahan. Dengan begini sampah tidak berpotensi menumpuk dan menimbulkan banjir Pekanbaru.
Acuhnya Masyarakat
Bukan hanya menyinggung sistem baru yang dinilai kurang tepat. Sikap masyarakat yang dinilai acuh terhadap pemilahan sampah ini juga ia tanggapi.
“Permasalahan sampah di Pekanbaru itu dari hulu ke hilir artinya dari hulu itu adalah sampah rumah tangga dari warga. Jadi kebiasaan warga meletakkan sampah itu gelondongan, nah ini kan masalah, karena seharusnya sampah itu dipilah dulu”.
Solusi Sampah Pekanbaru
Dr Muhammad Ikhsan yang juga merupakan mantan staf ahli walikota bidang infrastruktur ini juga memberikan beberapa solusi bagaimana dapat menangani sampah yang baik.
● Penyediaan Fasilitas
Penyediaan Fasilitas berupa bak-bak sampah yang dirasa sangat kurang di Pekanbaru merupakan menjadi salah satu grup penyebab mengapa banyak sampah berserakan di Pekanbaru.
“Di Singapura atau Malaysia setiap 50 meter ada tempat sampah. Jadi, kalau kita ada sampah, kita simpan bisa kita buang tapi di sini satu kilometer mungkin baru ada tempat sampah kita temui”.
● Kontrak yang Detail
Sistem penanganan sampah oleh kontraktor sebenarnya tidak dipermasalahkan jika ada regulasi dan kontrak yang detail. Artinya bukan hanya menggunakan sistem tonase saja, namun harus jelas dimana saja titik angkutnya.
● Pengolahan Sampah
Masuk ke poin inti, Pak Ikhsan selalu menekankan harus ada sistem yang dapat mengatur mengenai pengelolaan sampah di Pekanbaru ini.
Jadi, sampah bukan hanya urusan diangkut ke TPA. Namun harus dipilah dan dikelola. Dengan begini sampah tidak menggunung dan akan dapat diminimalisir karena dapat dimanfaatkan untuk kompos dan didaur ulang agar memiliki daya guna yang baik, hal ini nantinya juga menjadi solusi banjir Pekanbaru.
Sumber : riaubarometer.com