

Alhamdulillah! Ia datang kembali mengunjungi kita kali ini. Sahur bersama keluarga; menahan haus dan lapar bersama; berbuka akrab dengan keluarga dan kawan-kawan; mendengarkan ceramah demi ceramah meningkatkan iman; duduk nikmat membaca al-Quran; berlama-lama sholat tarawih mengejar rahmat Allah; berbagi dengan tetangga, kawan, dan mereka yang tidak punya; melapangkan dada dengan banyak bershadaqoh. Nikmat, sungguh nikmat. Tiada terhingga berkah dan rahmat Allah di bulan Ramadhan. Pantaslah para shohabat menginginkan kalau bisa semua bulan ini diberikan keistimewaan seperti Ramadhan.
Jika umat lain iri kepada umat Islam di bulan Ramadhan rasanya pantas-pantas saja. Bayangkan keberkahan dan kenikmatan yang diberikan Allah di bulan Ramadhan sungguh sangat banyak. Tidur saja dapat pahala! Mengerjakan yang sunnah dibalas seperti yang wajib. Yang wajib dikerjakan mendapat pahala berlipat-lipat. Pintu neraka dikunci rapat, pintu surga dibuka lebar. Syaitan dibelenggu.
Puasa mengistirahatkan perut dan organ pencernaan. Mengefisienkan metabolisme tubuh. Melatih sel-sel dalam keadaan minim nutrisi. Bahkan yang sakit maag pun dalam banyak kasus menjadi sembuh dan bisa berpuasa. Yang tinggi kolesterol menjadi normal. Yang sudah sehat menjadi bertambah sehat. Tubuh terasa lebih ringan dan gesit. Fikiran menjadi lebih jernih dan lebih produktif. Makanya tidak heran, banyak pekerjaan-pekerjaan besar diselesaikan dan berhasil dicapai di dalam bulan Ramadhan. Perang Badar dan Hari Kemerdekaan RI ada di bulan Ramadhan. Bahkan banyak Kopassus yang sengaja berpuasa ketika menjalankan misi penyergapan di dalam hutan untuk menajamkan indra dan konsentrasi mereka.
Bagi orang-orang yang tidak beriman puasa memang akan menjadi berat. Puasa adalah kombinasi dari berbagai latihan keimanan pada Allah SWT. Amanah, ihsan, muroqobatulloh, sabar, dan keyakinan yang mendalam akan hakikat penghambaan diri padaNya ada di dalam puasa. Makanya mereka yang lolos dari ujian puasa ini adalah orang yang mendapat predikat taqwa.
Sehat secara fisik, jernih dan tajam pada fikiran, serta kuat dan khusyu’ dalam keimanan pada Allah; inilah manusia paripurna yang bisa memenuhi perkuatan unsur jasad, aqal, dan qolbunya. Inilah dambaan kita semua. Latihan itu ada di bulan Ramadhan.
Memang ada beberapa keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain atau dengan membayar fidyah, seperti orang yang bekerja sangat keras, orang tua, orang sakit, musafir, dan wanita haid. Namun begitu, karena demikian besarnya nilai puasa dan manfaatnya, maka sebaiknya mulai dari anak-anak dibiasakan untuk berpuasa sebagai sarana latihan. Bagi yang sudah baligh dan dewasa tentu menjadi wajib bagi mereka.
Ramadhan menyebarkan banyak nilai pada kita. Nilai kekeluargaan, keakraban, kebersamaan, kenikmatan, syukur, peningkatan ibadah, kedekatan pada Allah, kesabaran, kesehatan, efisiensi, empati, dan kekuatan didapatkan dari puasa. Orang yang normal dan sehat akan gembira dengan kedatangan Ramadhan. Anak kecil bergembira karena ada banyak waktu untuk bersama-sama keluarga dan aneka makanan lezat. Orang miskin berbahagia karena akan mendapat santunan dan kasih sayang dari orang yang punya. Yang berada mendapat kesempatan mendapatkan pahala berlipat dari pemberiannya pada yang memerlukan. Bahkan THR pun dibagikan di bulan ini sebagai ungkapan kegembiraan bersama. Tapi yang lebih penting dari itu semua, tentulah peluang untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT yang terbuka lebar, serta pahala yang berlipat ganda!
Memang Ramadhan untuk kita semua!