

Setiap kuliah perdana untuk mata kuliah Pembangunan dan Lingkungan di Magister Ilmu Lingkungan Universitas Riau, saya selalu menanyakan ke mahasiswa, sudah berapa tahunkah usia keberadaan manusia di bumi? Setelah semuanya bingung, saya jawab: mungkin sekitar 10.000 sampai 20.000 tahun yang lalu.
Pertanyaan berikutnya: sudah berapa lamakah “manusia” purba hidup? Sama bingungnya mereka, saya jawab: sekitar ratusan tahun yang lalu. Selanjutnya saya tanya lagi: bagaimana kalau hewan purbakala, dinosaurus dan saudaranya, kapan mereka hidup? Dalam kebingungan mereka, saya jawab: sekitar jutaan tahun yang lalu. Lalu pertanyaan terakhir saya: sejak kapan bumi ini ada? Langsung saya jawab: menurut perkiraan ilmuwan sekitar milyaran tahun yang lalu!
Menurut ilmuwan, bumi awalnya tercipta dari gumpalan gas yang sangat padat, lalu perlahan-lahan terbentuk cairan panas yang menyelubunginya, dilanjutkan dengan terbentuknya lapisan keras batuan di sisi luarnya. Proses-proses ini tentu saja berlangsung pada masa yang sangat lama, miliaran tahun! Lapisan paling luar dari batu cadas ini kemudian melapuk dan pelan-pelan terbentuklah tanah.
Bumi yang tadinya menggelegak, dari dalam membentuk gunung-gunung, lembah-lembah, jurang dalam dan bukit yang menjulang. Dalam waktu yang sama, dari luar, hunjaman meteor, sinar-sinar luar angkasa, dan gas-gas terus menyempurnakan bentuk bumi. Awan-awan uap air terbentuk dan pelan-pelan bumi mendingin karena hujan.
Cekungan-cekungan mulai terisi air, terbentuklah danau, mengalir membentuk aliran sungai kecil yang terus membesar menuju kawasan yang sekarang menjadi lautan. Kerak-kerak bumi dari bebatuan yang melapuk membentuk tanah yang siap menjadi media tanam. Entah bagaimana caranya Tuhan menyerakkan bibit-bibit tumbuhan dengan berbagai jenisnya. Lalu berbagai jenis hewan dihidupkan. Sampailah kepada dinosaurus, dan hewan-hewan lainnya.
Perlahan-lahan bumi menjadi stabil, gunung-gunung sudah mulai jinak, angin topan sudah mereda, meteorit sudah berhenti dan menjadi biji-biji logam. Udara pun sudah bebas dari gas-gas beracun. Sungai, danau dan laut sudah berisi ikan. Sistem rantai makanan sudah berjalan karena makanan berlimpah dan keseimbangan alam tercapai dari proses yang miliaran tahun tadi.
Lalu, pada suatu masa ribuan tahun yang lalu, Tuhan kemudian menurunkan Nabi Adam a.s. dan pasangannya Hawa untuk mendiami bumi dan memimpinnya atas semua ciptaanNya yang sudah diciptakan lebih dahulu maupun yang akan kemudian diciptakan. Sampailah kemudian keturunan Nabi Adam a.s. itu kepada kita hari ini.
Demikianlah bumi tempat tinggal kita itu berproses selama milyaran tahun hingga mencapai apa yang kita sebut keseimbangan alam saat ini. Bandingkan dengan usia sejarah manusia yang katakanlah maksimal 20 ribu tahun, atau bandingkan dengan usia kita 80an tahun mungkin, atau bandingkan dengan umur sebuah proyek pembangunan.
Pembangunan bendungan yang menenggelamkan ribuan hektar kawasan, pembangunan jalan yang menimbun rawa-rawa tampungan air, atau pembukaan hutan untuk perkebunan/lahan pertanian, semuanya mengubah keseimbangan alam yang sudah berproses mencapai keseimbangannya hingga saat ini.
Manusia hendaklah mawas diri dalam bertindak di atas bumi, untuk selalu menjaga keseimbangan alam ini. Bumi adalah warisan untuk anak cucu, harus selalu dijaga dan dipelihara.