Pekanbaru merupakan salah satu daerah yang rawan banjir di Riau. Berdasarkan pemetaan 375 titik rawan banjir di seluruh kecamatan yang dilakukan pemerintah Kota Pekanbaru, aliran Sungai Sail dan Sungai Batak termasuk yang rawan banjir.
Pada bulan April lalu, hujan turun lebat di Pekanbaru yang mengakibatkan sungai meluap dan drainase tersumbat. Banjir Pekanbaru membuat beberapa ruas jalan dan pemukiman warga terendam hingga dua meter. Sejumlah kendaraan pun pada mogok di tengah banjir.
Banjir berlangsung selama seminggu dan warga terpaksa mengungsi. Saat banjir mulai surut, warga berangsur-angsur membersihkan kembali. Pemerintah kota ini mengungkapkan akan lebih selektif memberi izin mendirikan bangunan.
Drainase dan Sampah Pekanbaru Penyebab Banjir
Terjadinya pembangunan tol di Pekanbaru dan sekitarnya telah menyebabkan munculnya berbagai permasalahan. Di antara permasalahan yang kerap terjadi, yaitu menyempitnya ruang resapan air, tingginya jumlah penduduk serta banjir.
Ini merupakan masalah yang sama seperti kota metropolitan lainnya yang tak kunjung sembuh, bagai penyakit menahun. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk, maka juga akan mempengaruhi ruang resapan air.
Seperti yang diungkapkan pakar tata kota Pekanbaru, Dr. Ikhsan, bahwa pertumbuhan jumlah penduduk dengan sendirinya akan mempengaruhi ruang resapan air. Ia juga mengatakan, ini merupakan imbas munculnya pemukiman-pemukiman baru dan mempengaruhi ruang tangkapan air.
Dalam sebuah acara diskusi di Kedubes Coffe, Pekanbaru, Dr Muhammad Ikhsan mengatakan, “banjir itu kan soal kombinasi antara ketersediaan ruang serapan dan ruang saluran air.”
“Ketika ruang resapan air berkurang lantaran ahli fungsi pemukiman, perkantoran dan gedung, maka ketika hujan, air akan mengalir mencari saluran air. Disinilah infrastruktur drainase berperan,” tambahnya.
Saat ini, Pekanbaru telah dipadati dengan penduduk melebihi angka 1 juta jiwa. Tol sebagai sarana laju transportasi Pekanbaru yang menghubungkan antara Pekanbaru-Padang, Pekanbaru-Medan dan Pekanbaru-Jambi, akan mendorong pertumbuhan jumlah penduduk kota ini.
Dengan melonjaknya jumlah penduduk, maka juga akan memicu bertambahnya jumlah sampah. Untuk saat ini saja Pekanbaru ditaksir menghasilkan 1000 ton sampah per harinya, dan hanya sekitar 800 ton yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Sementara itu, sisanya diurai pemulung dan berujung di selokan.
Sudah pasti, sampah yang masuk ke sekolah menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir, karena air tidak dapat mengalir dengan lancar. Masalah sampah Pekanbaru harus segera dibereskan, jika tidak ingin terus-terusan mengalami banjir.
Solusi Masalah Banjir Pekanbaru
Masalah banjir Pekanbaru memang masih belum tampak ujungnya. Hujannya sejam dua jam saja sudah menimbulkan banjir. Ada beberapa solusi yang bersumber dari gagasan Dr. Muhammad Ikhsan mengenai penangan masalah banjir.
Tentunya, penangana ini berkaitan dengan kawasan resapan ruang terbuka hijau, kondisi drainase serta masalah sampah. Berikut ini solusi menurut Dr.Ikhsan untuk masalah banjir di Pekanbaru.
1. Pembersihan Saluran Drainase
Menurut Dr.Ikhsan, hal pertama yang penting dilakukan sebagai solusi jangka pendek, yaitu mengaktifkan pembersihan saluran-saluran drainase. Ini dilakukan agar aliran air lancar. Tentu, untuk parit-parit kecil menjadi tugas masyarakat untuk melancarkannya.
Sedangkan untuk saluran sekunder ukuran 1 m dam di tepi-tepi jalan besar, menjadi tugas pekerja pemeliharaan drainase PU kota.
2. Pembongkaran Penutup Parit dan Gorong-Gorong
Camat, Lurah, Satpol PP memerintahkan pemilik kedai, kantor, SPBU, ruko dan bangunan lainnya untuk membongkar beton penutup parit dan gorong-gorong yang menghambat aliran drainase.
Ikhsan berujar, “ketika air hujan tidak diserap optimal karena banyaknya bangunan, logikanya parit harus semakin besar.
Tapi, ini parit mengecil, gorong-gorong bangunan menyempit dan tak jarang berkelok-kelok imbas pendirian bangunan. Sebelum akhirnya sampai ke sungai, ada masalah dalam pengawasan bangunan.”
3. Adanya Petugas yang Mengawasi Aliran Drainase
Solusi banjir pekanbaru yang selanjutnya, yaitu PU membentuk petugas untuk mengawasi aliran drainase primer dan sekunder, serta menjamin alirannya lancar. Memang sudah semestinya, di kota sebesar dan seramai ini mempunyai petugas yang memadai.
4. Membuat Peta Aliran Drainase
Solusi yang keempat, yakni PU membuat peta aliran drainase primer (sungai dan anak sungai), sekunder (lenRi 1 m -3 meter. PU juga harus tahu jalur dan zig zag aliran drainase secara jelas, mulai dari saluran air hingga akhirnya ke sungai.
5. Penangan Sampah dan Kegiatan PKL
Penanganan masalah sampah Pekanbaru dan kegiatan pedagang kaki lima termasuk solusi jangka menengah. Jika masalah sampah ditangani dengan baik, maka dapat mengurangi risiko dibuangnya sampah sembarangan oleh warya dan PKL ke dalam saluran air.
Solusi sampah Pekanbaru harus segera dilaksanakan, karena sampah yang menyumbat saluran air dan selokan akan sangat berdampak pada banjir.
Dari kelima solusi yang dipaparkan Dr. Ikhsan di atas, dapat disimpulkan bahwa banjir bisa ditangani. Caranya, dengan mengatur tata kota Pekanbaru, membuat aliran drainase serta mengatur pembuangan sampah.
Demikianlah informasi mengenai solusi mengatasi banjir menurut Dr.Ikhsan. Dengan artikel ini diharapkan masyarakat lebih peka dan peduli terhadap lingkungan. Dengan demikian Pekanbaru menjadi kota yang cerdas dalam mencegah banjir.
Sumber : riaubarometer.com