Problematika sosial kini bukan lagi soal uang yang susah diperoleh, layanan kebersihan juga menjadi komplikasi dari permasalahan sosial. Banjir Pekanbaru, menambah deretan masalah yang harus ditangani dengan tindakan tegas.
“Masyarakat tidak bisa menunggu dan menyimpan sampahnya selama seminggu, baru kita ambil tindakan” kata Muhammad Ikhsan saat dimintai pendapat terkait sampah yang menjadi monster di Pekanbaru.
Pentingnya tindakan tegas, dipengaruhi oleh keadaan saat ini, dimana masyarakat setidaknya memproduksi lebih dari 5 kg sampah setiap hari. Sampah Pekanbaru bisa dikatakan sama dengan sampah ibu kota, dimana menjadi penyebab banjir di Kota Pekanbaru.
Selesaikan ke Akarnya, Muhammad Ikhsan Bahas Peran Akademisi
Permasalah sampah haruslah segera menemukan penyelesaiannya. Soal lain mengenai cara, atau jalan keluarnya banyak. Tergantung kemauan masyarakat dan pemerintah dalam mengambil tindakan.
Bertindak dengan mengandalkan prioritas dan efisiensi saat ini dinilai Dr muhammad ikhsan sebagai langkah bijak. Menuntaskan transportasi Pekanbaru dan masalah sampah yang termasuk masalah darurat ini, pantasnya menjadi tujuan pemerintah Pekanbaru.
“Kita punya kaum milenial, ada akademisi kenapa pusing soal sampah. Cobalah kerja dengan cerdas, pakai prinsip-prinsip cerdas. Memanfaatkan akademisi dan para ahli, selesaikan masalah sampah Pekanbaru.” Ujarnya.
Berdasarkan pendapat Muhammad Ikhsan, solusi sampah Pekanbaru tidaklah rumit. Alih-alih memperbaiki sistem tata kota di Pekanbaru, dengan melakukan konsultasi dengan ahli yang terkait. Pihak penanganan justru mengabaikan dan berkesan tidak peduli dengan keputusanya menggunakan kontraktor.
Pihak ahli setidaknya mampu memberikan saran dan masukan guna menyelesaikan masalah sampah Pekanbaru. Selain bantuan dari pihak itu, akademisi bisa dilibatkan guna mendukung suksesnya pembebasan sampah yang menjadi solusi banjir Pekanbaru yang tepat.
Upaya Penataan Kota untuk Pencegahan Masalah Banjir
Solusi terbaik yang bisa diupayakan saat ini hanyalah penataan ulang. Objek yang ditata adalah kota beserta sistemnya, perkembangan ini juga wajib dijadikan perhatian. Penataannya saja kini sudah tidak sesuai, lantas kapan masalah ini akan segera selesai?
Bagaimanapun tata kota Pekanbaru, harus mulai diperbaiki dengan melibatkan ahli-ahli yang tepat. Perbaikan ini, menuntut dilaksanakan sesegera mungkin. Sebelum Pekanbaru mengalami kasus serupa, seperti yang terjadi di ibu kota Jakarta.
“Peran aktif pihak lain sangat dibutuhkan sekarang. Bila masyarakat mengandalkan kontraktor saja, sangat sulit memperbaiki permasalahan sampah.” Kata Dr Muhammad Ikhsan.
Peran berbagai pihak terhadap masalah Pekanbaru saat ini, besar keterkaitannya. Kalangan masyarakat sangat penting, mengingat solusi banjir ini tidak akan berjalan jika kerjasama tidak ada antara masyarakat dengan pemerintah.
Upaya yang diterapkan bisa dipermudah, seperti pemakaian sanksi jika pelanggaran terhadap peraturan baru, membuang sampah pada tempatnya diabaikan. Sistem ini M. Ikhsan sebut dengan Merit System. Merit system bisa memberlakukan reward dan hukuman.
Reward bisa diberikan kepada masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi terhadap sampah. Bisa juga, diberikan kepada masyarakat yang memiliki kesadaran rendah. Tujuan sama untuk menarik minat masyarakat menggambil andil dalam penataan kota.
Langkah Penataan Kota BRI, Coba Dulu Baru Putuskan
Muhammad Ikhsan mengatakan, bahwa langkah penataan kota yang baik, bisa menerapkan sistem BRI atau bersih rapi dan indah. Upaya ini bisa dimulai dengan melakukan pembersihan pada seluruh bagian kota.
Pakar tata kota Pekanbaru, Muhammad Ikhsan berpendapat mengenai beberapa hal yang bisa dilakukan saat ini untuk melakukan penanganan terhadap masalah sampah dan banjir. Penanganan ini juga diprioritaskan pada penataan kota. Berikut ini langkah yang disarankanya:
1. Aspek Penataan yang Diprioritaskan
Aspek-aspek yang perlu ditata ulang, seperti pepohonan di sepanjang jalan, trotoar, reklame, perbaikan parid, perbaikan jalan dan aspek-aspek lainnya. Nantinya akan berpengaruh terhadap keindahan kota.
“Kalau saluran air sudah bagus, papan reklame dan pohon terkondisikan mudah melakukan penanganan lain” kata M. Ikhsan.
Pengaruh pohon terhadap penyerapan air memang sangat besar di kota-kota padat gedung guna menghindari banjir. Bila sekarang pohon banyak diabaikan dan lebih mengandalkan paret atau gorong-gorong saja, maka penanganan banjir tidak bisa tuntas.
2. Pelaporan Berbasis Elektronik Memudah Pengawasan Kontraktor
Guna mewujudkan keindahan kota dan membantu penyelesaian masalah banjir Pekanbaru dan sampah yang menyumbat, maka perlulah penanganan terpadu dengan menggunakan pusat data.
Mengenai cara yang bisa dipakai untuk penanganan terpadu ini bisa menggunakan sistem elektronik yang memudahkan masyarakat.
Pemerintah dan pihak yang berwenang dalam penanganan ini hanya perlu menyediakan platform khusus, nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk saling terhubung dengan jasa kontraktor selaku jasa angkut sampah.
3. Penataan Sungai
Selain bagian dalam kota yang harus diperhatikan, bagian lainnya yang perlu dikaji ulang adalah penataan sungai. Sumber utama dari permasalahan banjir dan sampah, berujung di sungai. Bila hal ini diabaikan, takutnya upaya yang dilakukan akan sia-sia.
Penataan sungai ini memiliki tujuan lain yang bisa diberikan kepada masyarakat, yakni menciptakan RTH dan juga bisnis baru guna memperluas lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat kelas bawah.
Dari beberapa solusi ini sangat memungkinkan untuk ditetapkan di Pekanbaru. Mengingat bahwasannya perlu proses yang tidak mudah untuk memberlakukan usulan dari Muhammad Ikhsan, maka memerlukan kerjasama yang baik antara berbagai pihak terkait.
Sumber : riaubarometer.com