Muhammad Ikhsan, seorang yang terkenal dengan solusi sampah Pekanbaru serta banjir ini mengungkapkan bahwa masterplan telah rampung dikerjakan tahun 2020 lalu. Dirinya mengatakan bahwa penanganan banjir dan sampah ini tinggal menunggu pemerintah yang bergerak.
“Menurut saya, pemerintah daerah seperti Walikota Pekanbaru harus lebih serius mengatasi banjir karena master plan banjir sudah selesai dibuat” Katanya yang dikutip dari Riauin.com pada Sabtu (6/2/21).
Titik Masalah Telah Terpetakan
Dengan adanya master plan tersebut, dirinya mengatakan bahwa sudah memetakan titik mana yang menjadi masalah. Bahkan Dr Muhammad Ikhsan juga sudah memetakan banyak sekali titik yang harus segera ditangani yaitu 120 titik. “Ada 120 titik banjir yang ada di Kota Pekanbaru,” ujarnya.
Tentu saja ini menjadi masalah yang serius karena menyebabkan banjir Pekanbaru menjadi lebih sering terjadi. 120 titik tersebut, katanya sudah ada di master plan sehingga pemerintah mestinya tahu dan segera melakukan tindakan.
Masalah Sudah Dijabarkan
Tak hanya titik-titik mana saja yang ia jabarkan menjadi masalah utama, Katanya masalah ditemukan sebanyak 375 buah. Tentu angka ini tidaklah sedikit, menurutnya memerlukan waktu yang cukup panjang dalam menanganinya.
Ia mengatakan bahwa masalah banjir Pekanbaru ini bisa ditangani dengan menggunakan master plan walaupun itu adalah proyek jangka panjang. Ia mengatakan bahwa itu tergantung pada kebijakan dan juga anggaran dari pemerintah itu sendiri.
Estimasi Biaya sudah Terpetakan
Mengenai estimasi biaya yang dibutuhkan untuk menangani banjir di Kota Pekanbaru ini pun juga telah ada. Menurut dosen Universitas Riau ini, biaya yang dibutuhkan untuk menangani masalah banjir adalah sebanyak Rp180 Miliar.
Master plan yang menjadi satu-satunya solusi banjir Pekanbaru sudah rampung dibuat dan secara gamblang telah memberikan reng-rengan biaya. Menurut Doktor Ikhsan, pemerintah tinggal menganggarkan uang untuk menanganinya.
“Sekarang Pemerintah Kota Pekanbaru ini mau melaksanakannya atau tidak. Semuanya tergantung pada keberpihakan Walikota Pekanbaru lagi,” jelasnya.
Menurutnya biaya Rp180 miliar tersebut bisa dibagi untuk beberapa tahun yang penting sudah ada upaya untuk mencicil penanganan. Ia memisalkan bahwa pemerintah itu menganggarkan uang Rp 18 Miliar maka penanganan akan selesai pada 10 tahun ke depan.
Jika pemerintah kota mau menganggarkan uang sebanyak Rp 36 juta maka penanganan yang akan dilaksanakan akan rampung dalam 5 tahun.
Menurutnya master plan yang dibuat itu bukan hanya berlaku untuk Walikota dalam satu periode melainkan merupakan proyek berkelanjutan jangka panjang.
Jadi, menurutnya master plan itu alangkah baiknya dijalankan oleh Walikota sebelumnya, sekarang, dan yang akan datang. Dengan kesinambungan proyek ini membuat masalah banjir di Kota Pekanbaru lebih teratasi dengan baik.
Masalah Telah Dibagi 3 Pihak
Doktor Muhammad Ikhsan juga mengatakan bahwa masalah yang terjadi pada saat ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah kota saja melainkan masalah 3 pihak. 3 pihak tersebut adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kota.
Pemerintah Pusat turut andil dalam penanganan ini khususnya di sungai-sungai besar antar provinsi seperti Sungai Sail dan Sungai Siak. Kemudian, untuk masalah yang seharusnya ditangani oleh Pemerintah Provinsi misalnya Sungai yang berada di perbatasan misalnya di Pekanbaru dan Kampar.
Terakhir, untuk masalah yang diatasi oleh Pemerintah Daerah Kota adalah saluran air yang ada di dalam Kota. Namun, menurutnya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi mungkin tak akan bergerak jika tidak ada usulan dari bawah.
“Seharusnya Pemerintah Kota mengajukan ke pihak Pusat dan Provinsi seberapa besar bagian mereka,” katanya.
Bagian-bagian yang diberikan itu tentunya berasal dari master plan yang telah dibuat sebelumnya. Bagi Anda yang juga penasaran mengenai master plannya, semuanya telah diunggah di Blog pribadi Doktor Muhammad Ikhsan.
Ada Skala Prioritas yang Bisa Diutamakan Pihak Pemerintah
Dalam penanganan banjir di Pekanbaru ini, Dosen di bidang teknik yang satu ini mengatakan bahwa di master plan sudah ada titik yang dianggap prioritas. Dirinya menjelaskan bahwa skala prioritas yang dibuat adalah mulai dari pusat Kota Pekanbaru.
Di pusat kota, ada banyak metode transportasi Pekanbaru yang terganggu akibat banjir yang menggenang. Kemacetan di mana-mana akibat banjir yang muncul hanya karena hujan dalam beberapa jam saja.
Menurutnya, dengan menangani drainase di pusat kota terlebih dahulu maka sudah cukup menghilangkan masalah banjir sekitar 20 hingga 30 persen. Ia mengatakan bahwa solusinya hanya melakukan pembersihan dan pengerukan agar air bisa mengalir dengan lancar.
Ahli tata kota Pekanbaru yang satu ini juga sering berbicara mengenai masalah sampah yang juga menjadi penyebab banjir. Dirinya mengatakan bahwa masalah sampah Pekanbaru berasal dari hulu hingga ke hilir. Masalah berasal dari masyarakat hingga ke pemerintah.
Akan tetapi, pakar tata kota Pekanbaru ini selalu ingin yang terbaik sehingga dirinya selalu optimis Pekanbaru bisa bebas dari masalah banjir dan sampah. Ia berharap banyak adanya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam menangani sampah Pekanbaru sekaligus banjir.
Sumber : riaubarometer.com