

Menangis adalah aktivitas pertama yang dilakukan oleh manusia ketika ia dilahirkan. Rasanya tidak ada manusia yang dilahirkan tanpa menangis terlebih dulu. Kemampuan menangis adalah sifat manusia yang diberikan oleh Allah SWT yang tidak diberikannya kepada semua makhluknya. Menangis adalah ungkapan dari berbagai macam puncak perasaan. Kesedihan, kekecewaan, kesakitan, ketidakmampuan, kepasrahan, keharuan, kegembiraan, syukur, dan kekhusyukan yang ekstrim sering diwujudkan dengan menangis.
Dengan menangis beban kesedihan, kekecewaan, dan kesakitan seolah-olah menjadi pengobat dan pelarian masalah. Lihatlah anak kecil yang masih asli dan polos ketika menangis karena sedih dan kecewa ketika tidak mendapatkan sesuatu. Tangisan pun pecah ketika kakinya terluka. Manusia dewasa pun menangis ketika mengalami sakit yang tidak tertahankan; ketika mengalami kekecewaan yang mendalam; dan ketika kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Bahkan Rasulullah SAW pun menangis ketika anaknya Qosim meninggal dunia. Menangis adalah pelarian dari ketidakmampuan dan kepasrahan, sebagai bentuk penyerahan atas ketidakberdayaan.
Di sisi lain, orang yang gembira mendapatkan nikmat yang besar sering menangis terharu karena senangnya. Pemain bola yang menang setelah melewati pertandingan yang sengit menangis gembira. Orang yang mendapatkan rezeki besar yang tidak disangka-sangka pun mewujudkan kegembiraannya dengan menangis sebagai ungkapan rasa syukur yang mendalam.
Menangis juga timbul dari kekhusyukan dan kedekatan hubungan dengan Allah SWT. Ketika pengharapan, ketakutan, kecintaan, dan ketaatan pada Allah SWT menyatu di dalam shalat, zikir, dan do’a maka kita menjadi mudah menangis. Rasulullah SAW dan Umar bin Khattab adalah manusia yang paling mudah menangis.
Menangis adalah hal yang positif. Menangis bisa membuat kita sehat secara medis dan kejiwaan. Air mata yang mengalir membantu menyehatkan mata, mengeluarkan partikel racun dari mata dan membantu sirkulasi air mata. Secara kejiwaan, rasa lapang di dada muncul setelah menangis. Beban yang berat menjadi berkurang setelah menangis. Menangis adalah pelampiasan ketidakberdayaan yang paling mudah didapatkan dari diri sendiri. Anak-anak yang selesai menangis akan tertidur pulas dan tenang. Bahkan kita pun demikian.
Menangis positif mestilah dibungkus dengan bingkai rabbani sebagai manifestasi dari kedekatan pada Allah SWT. Ketika menangis positif yang diingat tentulah Allah. Sabar dan syukur adalah kuncinya. Menangis ketika sedih mestilah dipoles dengan sabar, menerima ketentuanNya, dan mengambil hikmah atas kejadian yang menimpa. Menangis ketika gembira adalah ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diterima, yang semuanya datang dari Allah, dan bersiap-siap untuk mengembalikannya bila dikehendakiNya. Tidak ada yang kekal pada makhlukNya.
Tangisan positif akan membangun optimisme, bahwa apapun yang menimpa seorang muslim, pilihannya hanya dua yakni sabar dan syukur. Jika tertimpa musibah ia akan bersabar; ketika mendapat nikmat ia akan bersyukur. Apapun yang terjadi pada seorang muslim, ia akan selalu optimis karena ia yakin pada scenario Allah SWT.
Menangis negatif adalah hal yang harus kita hindari. Kecewa karena gagal, menangis karena ketidakmampuan diri, menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Menyimpan dendam di dalam hati. Mempersiapkan balasan dengan emosi adalah lanjutan aktivitas menangis negatif. Menyesali diri sendiri dengan menyakiti anggota tubuh, meronta-ronta tidak mampu mengendalikan diri, bahkan sampai yang paling ekstrim bunuh diri adalah dimurkai oleh Allah SWT.
Menangis negatif adalah aktivitas yang tidak bersandar pada Rabbani. Menganggap bahwa kekuasaan hanyalah akibat perbuatan manusiawi saja dan melupakan kuasa Rabb Penguasa alam semesta ini. Menangis negatif adalah bentuk keangkuhan manusia karena ketidakpercayaannya pada Sang Pengatur yang membuat scenario. Ketika kelemahan yang ada pada diri manusia dijadikan sandaran oleh manusia-manusia yang tidak sadar ini, maka terjadilah kekalutan, keputus-asaan, kehampaan, penyesalan, yang semuanya berujung pada penghancuran dan pesimisme. Menangis negatif adalah menangis cengeng tanpa pengharapan.
Karena itu menangislah secara positif. Tangisan yang akan mendekatkan kita pada Allah SWT. Tangisan yang membangun optimisme dan semangat. Tangisan yang akan mengantarkan kita dan orang-orang yang kita cintai ke surgaNya. Amin Ya Rabbal Alamin.
1 Comment. Leave new
“Anak-anak yang selesai menangis akan tertidur pulas dan tenang. Bahkan kita pun demikian.” Bahkan kita orang dewasa pun bisa jadi seperti anak-anak.. Makasih Pak Ikhsan, dengan menangis positif kita menyadari sisi ketidakmampuan dan kepasrahan kita sebagai manusia. Self reminder..