Kota Pekanbaru termasuk salah satu kota di Indonesia yang masih kerap digenangi banjir. Masalah banjir Pekanbaru bukanlah suatu hal yang baru karena sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.
Sebagai akibatnya, Pekanbaru kerap mendapatkan julukan kota berkuah, tidak kalah dengan Jakarta yang menjadi daerah langganan banjir.
Buruknya Drainase di Sepanjang Jalan Utama Pekanbaru
Penyebab banjir di Pekanbaru tidak lain karena masalah buruknya drainase. Hal ini diperjelas oleh Dr Muhammad Ikhsan, seorang dosen sekaligus pakar tata kota Pekanbaru dalam acara Tamu Kedubes Coffe pada bulan Juni 2020 lalu.
Menurutnya, drainase di Pekanbaru merupakan penyebab utama terjadinya banjir. Hal ini menjadi semakin parah dan tidak bisa diatasi dengan tepat karena letaknya yang terpendam di dalam sehingga membutuhkan penangan khusus untuk mengatasinya.
Pada dasarnya, masalah drainase terletak pada awal pembangunannya. Kurangnya perencanaan dan penempatan anggaran yang tidak tepat mengakibatkan munculnya masalah seperti saat ini.
Selain berakibat pada banjir dan kemacetan lalu lintas transportasi Pekanbaru, buruknya drainase tentunya sangat mengganggu stabilitas sistem tata kota Pekanbaru.
Kebanyakan pembangunan drainase yang kerap dijumpai saat ini hanya berfokus pada fungsinya saja yakni mengalirkan air, tanpa memperhatikan intensitas air yang melewatinya.
Oleh sebab itu, pembangunan drainase semacam ini justru memunculkan masalah baru karena belum dirancang sebagai media untuk mengatasi banjir.
Masalah Sampah Pekanbaru
Selain buruknya drainase, terdapat pula masalah lain yang menjadi penyebab terjadinya banjir yakni masalah sampah Pekanbaru. Tingkat kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih sangat rendah sehingga kerap dijumpai sampah di parit-parit ataupun anak sungai.
Tidak hanya itu, melainkan adanya sistem pengelolaan sampah yang kurang maksimal. Baik itu dalam proses pengangkutan ataupun dalam proses pengolahan di tempat pembuangan akhir.
Hal tersebut terbukti dengan adanya masalah penumpukan sampah yang sempat meresahkan masyarakat pada awal tahun lalu. Masalah tersebut diduga berasal dari lemahnya tim pengelolaan sampah dan tidak memadainya fasilitas pengolah sampah di tempat pembuangan akhir.
Sebagai akibatnya, sampah kembali menyumbat daerah-daerah aliran air yang seharusnya bisa digunakan untuk mengalirkan air hujan. Oleh sebab itu, tidak heran jika di Pekanbaru tetap terjadi banjir, meski hujan dalam skala ringan sekalipun.
Lemahnya Perhatian Pemerintah terhadap Masalah Banjir dan Sampah
Masalah banjir dan sampah di Pekanbaru pada dasarnya bukanlah suatu masalah baru, mengingat hal ini sudah menjadi langganan tiap tahunnya. Meski demikian, pemerintah belum bisa mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Sebagai akibatnya, masalah banjir dan sampah masih terus datang tiap tahunnya. Terlebih ketika musim penghujan datang. Dengan begitu, Pekanbaru bisa dikatakan menyerupai ibu kota sebagai daerah langganan banjir, hanya saja tidak mengalami kemacetan.
Meski demikian, masalah lalu lintas transportasi Pekanbaru juga bisa muncul jika banjir datang dengan intensitas yang besar. Terlebih di sepanjang jalan-jalan utama yang notabene berdekatan dengan drainase yang bermasalah.
Bagaimana Upaya yang Tepat dalam penanganan Banjir Pekanbaru?
Masalah sampah dan banjir di Pekanbaru termasuk permasalahan yang masih bisa diatasi melalui perencanaan yang tepat. Hal tersebut dinyatakan oleh Muhammad Ikhsan dalam acara Tamu Kedubes Coffe pada bulan Juni lalu.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat dalam segala sesuatu, termasuk salah satunya dalam mencari solusi banjir Pekanbaru. Dalam hal ini, bisa diambil beberapa kebijakan yang tepat untuk menanganinya.
Adapun beberapa kebijakan yang dimaksudkan diantaranya ialah memperbaiki tata letak, pengairan dan volume drainase utama.
Pembangunan drainase harusnya lebih difokuskan pada fungsi utamanya yakni menampung dan mengalirkan air sebanyak mungkin sampai air tidak meluap atau terjadi banjir. Proses perencanaan dan penganggaran harus diperhatikan secara detail.
Mengenai tim pengelolanya, baik itu berasal dari dinas atau kontraktor swasta tidak menjadi masalah selagi fungsi drainase memang dibuat sebaik mungkin. Rancangan drainase tidak selalu disesuaikan dengan ukuran jalan atau jika jalan besar maka dibutuhkan drainase besar pula.
Dalam hal ini, perencanaan pembangunan drainase seharusnya didasarkan pada kapasitasnya untuk menampung air, khususnya dalam wilayah-wilayah yang sekiranya kurang terdapat penyerapan atau aliran air yang memadai.
Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan jika jalan kecil namun dibangun drainase besar karena hal tersebut disesuaikan dengan fungsi dan kapasitasnya dalam menampung dan mengalirkan air agar tidak keluar.
Selain masalah drainase, Muhammad Ikhsan juga menyampaikan peningkatan upaya pengelolaan sampah sebagai salah satu solusi sampah Pekanbaru. Beliau juga menyatakan bahwa hal tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan, sosialisasi dan pembiasaan.
Ketika dua masalah tersebut telah tertangani dengan baik, maka besar kemungkinan Pekanbaru tidak akan menjadi kota langganan banjir sehingga pemerintah bisa fokus dalam pengembangan potensi-potensi Pekanbaru dalam bidang lain.
Seperti misalnya dalam pengembangan pariwisata bahari atau pariwisata air di kota Pekanbaru mengingat kontur daerahnya banyak dilalui oleh aliran sungai.
Sumber : riaubarometer.com