Pakar tata kota Pekanbaru, Dr. Muhammad Ikhsan mengatakan dalam kanal Youtube Cakaplah, sebenarnya tidak ada permasalahan dalam letak geografis Kota Pekanbaru. Ditambah lagi, kualitas air yang bagus karena tanah yang didominasi oleh pasir.
Namun, bak tamu yang tidak diundang, banjir Pekanbaru selalu terjadi tiap kali hujan deras mengguyur. Sebenarnya, apa sih, yang menyebabkan masalah banjir Pekanbaru? Dr. Muhammad Ikhsan memiliki list penyebab dan juga cara menanggulanginya.
Permasalahan Drainase
Banjir tentu memiliki dampak yang signifikan terhadap infrastruktur dan lingkungan di Kota Pekanbaru. Semakin tidak diatasi, maka semakin sering bencana banjir terjadi yang tentunya memakan korban dan biaya yang tidak sedikit.
Menurut Dr Muhammad Ikhsan ketika ditanya solusi banjir di Pekanbaru, hanya ada dua hal sederhana saja. Pertama, air hujan yang turun akan diserap oleh tanah. Kedua, jika tanah sudah terbatas, maka yang bisa dilakukan adalah menyediakan penampungan untuk menyalurkan air ke sungai atau laut.
Solusi pertama agak susah untuk diwujudkan, mengingat ketersediaan tanah kosong di Pekanbaru sudah semakin sedikit. Yang tersisa adalah solusi kedua. Lalu, bagaimana mewujudkannya? Apakah Kota Pekanbaru ada permasalahan dalam penampungan dan penyaluran air hujan ke sungai?
Dr. Muhammad Ikhsan menemukan ada 375 titik masalah dan 120 titik banjir di Kota Pekanbaru. Yang menjadi penyebab utamanya adalah buruknya drainase sehingga penyaluran air hujan ke sungai menjadi terhambat. Ditambah lagi, kondisi sungai yang tidak baik menambah daftar masalah banjir Pekanbaru.
Setelah melakukan penelitian oleh Dr. Ikhsan, ditemukan bahwa ternyata saluran air yang ada di Kota Pekanbaru tidak sesuai dengan yang seharusnya, baik saluran primer, sekunder, maupun tersier. Masalahnya pun beragam, mulai dari ketidaksesuaian ukuran hingga digunakan untuk hal yang tidak semestinya.
Dikutip dari laman Mikhsan.com, panjang saluran air Pekanbaru hanya 13.930 Ha, dengan drainase primer sepanjang 10.123 m, sekunder 15.456 m, dan tersier 7.789 m. Lebih lanjut, selain ukuran yang salah dan juga penyalahgunaan penggunaan saluran, masalah sampah Pekanbaru juga turut andil dalam hal ini.
Kurangnya fasilitas TPS dan TPA dan minimnya kesadaran warga yang sering membuang sampah tidak pada tempatnya, membuat saluran menjadi terhambat. Apabila dari drainasenya sudah memiliki beberapa permasalahan, maka dipastikan tidak bisa mengalirkan air dengan baik sampai ke muara.
Tentunya hal ini berdampak juga pada masalah transportasi Pekanbaru. Semakin tidak tertangani, maka kemacetan akan sering terjadi ketika banjir datang mengingat jumlah kendaraan di Pekanbaru semakin meningkat.
Solusi Efektif untuk Tahun 2021
“Kami sudah membuat Master Plan yang salah satunya juga membahas penanganan banjir di Pekanbaru. Saya senang bisa menjadi bagian untuk mengatasi masalah ini.” Dr Ikhsan sudah merampungkan master plan untuk pengendalian budget, dimana salah satunya membahas secara mendetail masalah dan solusi banjir Pekanbaru.
1. Peran Masyarakat
Pertama, diperlukan peran masyarakat terkait kebersihan. Menurut Dr. Ikhsan, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa parit di depan rumah hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga saja. Padahal seharusnya tidak seperti itu. Diharapkan masyarakat lebih memahami kegunaan parit di depan rumah masing-masing.
Masyarakat perlu memahami ukuran standar untuk parit rumah tangga seberapa besar sehingga tidak terjadi penyumbatan. Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi terkait hal ini. Selain itu sosialisasi mengenai pengelolaan sebagai solusi sampah Pekanbaru juga tidak kalah penting.
2. Pengawasan Pemerintah
Kedua adalah dilakukan pengawasan dan penganggaran oleh Pemerintah. Dikutip dari laman mikhsan.com, Dr. Ikhsan mengatakan bahwa Pemerintah Kota harus tegas dalam menindak bangunan yang tidak ramah lingkungan, yaitu jika membangun bangunan dengan menyemen habis parit-parit di depan bangunan.
Di dalam master plan sudah dibuat ukuran standar parit-parit, baik saluran primer, sekunder, dan tersier sehingga diharapkan kedepannya pembangunan menyesuaikan dengan ukuran tersebut.
Ditambah lagi, Pemerintah perlu juga menindak tegas oknum yang menggunakan saluran untuk kepentingan masing-masing karena ditemukan banyak sekali kabel-kabel di dalam saluran.
3. Komitmen Masyarakat dan Pemerintah
Ketiga adalah diperlukan komitmen dari masyarakat dan Pemerintah. Sebelumnya, Dr. Ikhsan menemukan ada sekitar 120 titik banjir. Jika masyarakat dan Pemerintah saling bekerjasama, maka masalah banjir Pekanbaru perlahan bisa terselesaikan.
“Di dalam master plan sudah dihitung dan dianggarkan, sekitar 8 Miliar rupiah untuk membersihkan saluran air di titik-titik kritis rawan banjir. Jika dilakukan, bisa membantu sekitar 30%,” ujar Dr. Ikhsan. Selain itu, perlu dibuat Satgas khusus untuk memantau drainase di Pekanbaru.
“Saluran primer dan sekunder saja panjangnya sekitar 370 kilometer sehingga perlu dibentuk tim-tim minimal berisi 10 orang untuk memantau drainase di setiap titik kritis tersebut,” tambah Dr. Ikhsan. Dengan begitu, maka nanti permasalahan banjir akan ketemu dengan sendirinya.
Kesimpulan dari masalah banjir ini adalah diperlukannya kerjasama mulai dari masyarakat, pemerintah Kota, hingga pemerintah Provinsi. Jika semua saling bersinergi, maka perlahan namun pasti masalah banjir di Pekanbaru akan terselesaikan.
Dan yang penting lagi, sungai sebagai muara penyaluran air juga harus diawasi dengan baik oleh Pemerintah. Selain saluran, sungai juga masih banyak dirusak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan.
Sumber :
https://mikhsan.com/drainase-dangkal-banjir-terulang-lagi-di-kota-pekanbaru/
https://mikhsan.com/kedubes-coffee-hadirkan-pakar-perkotaan-kupas-masalah-banjir-dan-sampah/
Cakaplah. 2021, 06 Juni. Cakap Lepas – Muhammad Ikhsan: Sampah, Banjir di Pekanbaru, Ini Solusinya. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=VMBx64hY1vc