Sistem baru yang dipakai saat ini mulai diperdebatkan. Ada yang menuturkan bahwa banjir Pekanbaru, dipicu penanganan yang tidak jelas terkait sampah. bukanya menyelesaikan persoalan ini dengan bijak, justru terdapat pihak yang diuntungkan dengan adanya sampah.
Dampaknya, bukan saja berimbas pada tata Kota Pekanbaru yang gagal, tetapi juga pelayanan kebersihan yang menurun. Masyarakat menengah dan kelas bawahlah yang jadi target utamanya. Banjir yang sering terjadi di Kota Pekanbaru menjadi contoh mudah dampak penanganan yang tidak jelas.
Evaluasi Masalah Sampah dari Pemerintah Sebelumnya
Muhammad Ikhsan mengatakan bahwa permasalahan sampah memang sudah ada dari masa sebelumnya, akan tetapi berhasil diselesaikan dengan cara yang tepat. Memanfaatkan keterlibatan berbagai pihak menjadi langkah yang diambil pemerintah guna mencapai solusi sampah pekanbaru.
“Mempermudah pengawasan sampah, sebelumnya kita membagi jadi tanggung jawab dinas datasnya. Kalau dinasnya enggak bener langsung kena itu.” Kata Dr Muhammad Ikhsan.
Penanganan sampah saat ini cenderung diberikan pada kontraktor, dengan begitu hubungan pihak dinas yang satu dengan yang lain kurang terbentuk. Selain itu, pengangkutan sampah berjalan kurang tepat, belok dari fungsinya.
Sampah Pekanbaru yang saat ini pengelolaannya dilakukan pihak ketiga memang kurang memuaskan. Penyebab masalah dengan kontraktor adalah kurang jelas arah dan tujuan pengangkutan sampah. Mulai dari sistem perhitungan sampai dengan lokasi yang harus dijadikan target.
Kata Muhammad Ikhsan “Kalau saya ada di posisi kontraktor, tidak jelas harus mengambil sampah satu persatu atau sekedar ke TPA kecil dibawahnya, saya sendiri ambil yang sudah jelas. Karena itu, jelas lebih menguntungkan” ketika dimintai argumen soal sistem kontraktor.
Trik Memakai Kontraktor Ala Surabaya
Kontraktor tidak beres yang jadi permasalahan besar sampai saat ini. Perkaranya tidak mutlak kesalahan kontraktor, melainkan penanggung jawab terkait yang melakukan diskusi kontrak. Evaluasi kedepannya, kontraktor harus lebih diperincikan mengenai tugas dan tujuannya untuk penanganan sampah.
Masalah sampah Pekanbaru, boleh melibatkan pihak ketiga atau kontraktor yang bisa bertanggung jawab untuk mengendalikan sampah. Kalau kontraktor yang dipakai mendatangkan petaka bagi masyarakat Pekanbaru, maka lebih baik melakukan pengolahan mandiri.
“Bu Risma sempat ngasih tahu soalan kecil ini, sampah itu bisa mahal karena transportasinya pengangkutnya. Makanya Surabaya melakukan pengangkutan mandiri, baru memanfaatkan kontraktor untuk pengolahannya.” Kata Muhammad Ikhsan pakar tata Kota Pekanbaru.
Pekanbaru bisa menerapkan sistem yang sama seperti di Surabaya, akan tetapi harus mematangkan perencanaan mengenai pengangkutan sampah secara matang. Sampai saat ini Surabaya sudah melakukan pengolahan dengan maksimal dengan mendaur ulang sampah sebagai listrik.
Pekanbaru yang berhasil mengolah sampah, di masa depan akan menjadi kota metropolitan yang bersih. Serta dilengkapi dengan transportasi Pekanbaru yang modern. Cukup baik bagi kesehatan masyarakat dan bisa menjadi kota idaman.
Penataan Ruang Guna Mengatasi Masalah Banjir Pekanbaru
Memasuki pertengahan Oktober ini, maka pemerintah harus mulai membuat persiapan terkait beberapa ancaman di musim penghujan. Jangan sampai karena terlambat dalam mengambil tindakan, nantinya membuat Kota Pekanbaru menjadi seperti kota apung akibat banjir.
Dalam argumennya, terkait penataan kota Muhammad Ikhsan memberikan beberapa solusi, berhubungan dengan permasalahan-permasalahan terkini yang tengah dihadapi Kota Pekanbaru solusi ini berupa:
1. Penanganan Sungai
Penyebab terbesar dari banjir adalah sungai kalau sekarang saja sungai di Pekanbaru tidak dijaga atau tidak mendapatkan perhatian khusus. Maka peluang terjadinya banjir akan semakin membesar. Karenanya, perlulah melakukan tindakan infrastruktur terpadu guna penanganan banjir.
Hal ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, misalkan saja pada penataan sungai di mana nanti akan menetapkan garis sempadan. Sungai kawasan dalam kota, sejauh 15 m (talung), sedangkan untuk sungai tanggul akan ditetapkan sejauh 3 m.
2. Persiapan Kolam Penampungan Air
Hujan lebat yang tidak bisa dicegah, bisa diantisipasi dengan melakukan penggalian kolam-kolam penampungan air. Untuk anggarannya bisa dipersiapkan antara 2 sampai 10 juta rupiah untuk setiap titiknya, nanti bisa dikondisikan dengan perkembangan harga terbaru.
- Hindari Pembangunan
Berkurangnya daerah lahan kosong di Kota Pekanbaru, tak lain dipicu akibat pendirian bangunan baru. Mulai sekarang, pembangunan gedung pemerintahan dan pusat industri seperti ini harus dicegah, lebih diutamakan untuk sekolah dan dan layanan kesehatan sehingga, tidak akan mengurangi daerah resapan.
- Pengolahan Sampah dengan Biopori
Setiap rumah di Pekanbaru seharusnya memiliki biopori, di mana setiap satu rumah harus memiliki dua biopori. Perkiraan biaya produksi Rp.200.000,- ukuran panjang 1 meter.
Kalau ada kesadaran dari masyarakat terkait penggunaan biopori, maka akan dengan sangat mudah melakukan penanganan terhadap masalah banjir. Beberapa upaya ini, menjadi solusi banjir Pekanbaru yang bisa dipakai mulai sekarang.
Masyarakat yang tidak mau mengambil resiko melakukan penanganan terakhir maka boleh melakukan beberapa upaya seperti yang disarankan oleh Muhammad Ihsan terkait solusi banjir Pekanbaru.
Sumber : riaubarometer.com