

Salah satu dari sifat dari makhluk dan alam ciptaan Allah ini adalah pergerakan. Mulai dari yang paling kecil seukuran atom, sampai yang paling besar seukuran galaksi dan nebula, semuanya berputar dalam arah tertentu. Sebutlah elektron, sebagai partikel elementer tidak pernah berhenti berputar pada dirinya sendiri berotasi (spin). Selain itu, jika ia berada di dalam atom, ia akan bergerak melingkari pusat atom, melakukan revolusi pada orbitnya.
Pada benda yang lebih besar lagi, ternyata gerakan-gerakan berputar itu kembali terjadi. Bumi misalnya, berputar persis seperti elektron. Bumi berputar pada dirinya sendiri (rotasi) dan juga berputar mengelilingi matahari, persis seperti elektron mengelilingi inti atom. Di orbit-orbitnya juga ada planet-planet yang bergerak melingkari matahari.
Dan yang lebih unik lagi, ternyata setiap matahari yang dikelilingi oleh sejumlah planet termasuk bumi itu juga mengelilingi pusat galaksi. Galaksi yang kita tempati ini, yang bernama Bima Sakti, pusatnya dikelilingi oleh sekitar 100 miliar matahari dan ratusan miliar planet-planet.
Demikian pula galaksi-galaksi itu ternyata juga berputar-putar mengelilingi pusat superkluster yang merupakan kumpulan galaksi-galaksi yang berjumlah sekitar 100 miliar galaksi. Jadi di dalam sebuah superkluster terdapat sekitar 10.000 miliar matahari, dan trilyunan planet!
Semuanya berputar-putar mengelilingi pusatnya. Sampai kini belum diketahui batas alam semesta ini. Tetapi diyakini, setiap benda melakukan gerakan-gerakan melingkar mengitari pusat alam semesta yang entah dimana tempatnya.
Lantas timbullah pertanyaan di benak kita. Kenapa benda-benda itu terus bergerak? Kapan mulainya? Kapan berhentinya? Dari mana energi gerak itu timbul? Dan untuk alasan apa? Semua benda di alam ini berpusat pada satu aturan yang harmonis.
Trilyunan ragam benda tunduk pada satu pusat saja. Inilah yang digambarkan oleh Allah di dalam berbagai ayatNya. Langit, bumi, gunung, guruh, burung, binatang, tumbuhan, planet, matahari, bulan, bintang, galaksi, semuanya bergerak dan bertasbih pada Allah SWT.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada satu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun dan Maha Pengampun.” (QS. Al Israa’: 44)
Ayat-ayat tentang bertasbihnya alam semesta kepada Allah ini banyak jumlahnya, hampir 40 ayat di dalam Al-Quran. Di antaranya adalah QS. An Nuur : 41, Ar Ra’du : 13, Al Anbiyaa : 79, Shaad : 18, Asy Syuura : 5, dan lain sebagainya.
Shalat kita pun adalah sebuah pergerakan, bukan hanya berdiam diri, berkonsentrasi. Setiap gerakan akan menghasilkan perubahan energi dan menimbulkan medan elektromagnetik. Baik orang berthawaf maupun orang bershalat, kedua-duanya melakukan gerakan-gerakan yang berdasarkan putaran atau penggalan dari gerakan berputar, yang kalau diakumulasikan menjadi putaran berulang-ulang.
Setiap rakaat adalah sebuah gerakan yang jika diakumulasikan menjadi gerakan satu putaran, 360 derajat yaitu penjumlahan dari rukuk 90 derajat, dan sujud 135 derajat sebanyak 2 kali. Sehingga, sehari semalam kita telah melakukan gerakan berputar-putar minimal sebanyak 17 kali putaran (shalat wajib). Belum lagi shalat-shalat sunnah.
Hidup kita di bumi ini, sebenarnya berada di dalam medan magnet bumi, sekaligus juga gaya gravitasi bumi. Bumi memiliki gaya kemagnetan dan gaya tarik bumi, sehingga kalau kita bergerak-gerak di sebuah medan gaya seperti ini, akan muncul energi yang memberikan kekuatan kepada kita. Bergerak terus secara periodik akan menghasilkan energi bagi kehidupan kita.
Agama kita ini mengajarkan kepada umatnya agar selalu melakukan pergerakan. Karena pergerakan itulah yang menjadikan kita hidup, sampai batas umur yang ditentukan Allah untuk setiap makhluknya.
Jangan apriori dan bosan terhadap gerakan yang periodik, terhadap perulangan. Karena justru pada perulangan itulah akan muncul energi yang semakin lama semakin besar. Banyak gerakan di alam semesta ini adalah perulangan dan perputaran.
Mulai dari gerakan elektron di dalam atom, sampai pada pergerakan bumi mengelilingi matahari, atau gerakan matahari mengelilingi galaksi, atau pun gerakan galaksi mengelilingi pusat superkluster. Semua itu adalah gerakan periodik yang justru menghasilkan kekuatan kehidupan.
Orang yang malas bergerak akan mengalami masalah dalam hidupnya. Baik yang bersifat fisik untuk kesehatannya, maupun untuk mencari rezeki bagi kelangsungan hidupnya. Penelitian kesehatan mengatakan, bahwa orang yang tidak bergerak selama seminggu hanya tidur-tiduran atau bermalas-malasan massa ototnya akan berkurang 5 persen. Ini menunjukkan kesehatannya akan terus menerus mengalami penurunan.
Orang yang tidak pernah melakukan ‘pergerakan’ untuk mengembangkan rezekinya, bisnisnya dipastikan akan mengalami penurunan terus dan akhirnya bangkrut. Hidup adalah bergerak. Mereka yang tidak mau bergerak akan mati. Lihatlah burung. Meskipun dia tidak tahu akan dapat rezeki atau tidak pada hari ini, dia tetap terbang untuk berusaha menyambung hidupnya. Dan karena itu, Allah lantas memberinya rezeki.
Otak dan akal kita jika tidak pernah dipakai, bukannya bertambah awet, melainkan justru bertambah tumpul. Kita harus terus-menerus mengembangkan kemampuan otak serta melakukan daya kreasi tanpa henti, agar akal dan otak kita terus hidup dan semakin bertambah kualitasnya. Jika pergerakan itu berhenti, maka otak kita pun mati.
Lakukanlah pergerakan dan usaha terus menerus untuk mendekat kepada Allah dengan tidak bosan-bosannya mencoba dan mencoba. Karena jika kita berhenti, maka selesailah perjalanan keagamaan kita. Janganlah beragama dengan kualitas yang sama terus, antara hari ini dan hari esok. Bukankah beragama yang baik adalah jika hari ini kita lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok kita lebih baik dari hari ini?
By : Dr. H. Muhammad Ikhsan