

Menata kota memang sebuah pekerjaan besar yang melibatkan banyak sumber daya, baik personel, dana, serta perhatian. Karena itu biasanya program-program yang besar disusun dan direncanakan dengan pembiayaan yang besar pula.
Biasanya untuk mewujudkan pekerjaan-pekerjaan besar itu dilakukan dalam bentuk proyek atau kegiatan. Biayanya biasanya diatas Rp 500 jutaan sampai puluhan miliar. Apalagi kalau ianya menyangkut pembangunan fisik seperti jalan dan drainase.
Tetapi di samping itu, untuk menata kota ataupun wilayah sebetulnya ada beberapa sentuhan-sentuhan kecil yang bisa dilakukan, dengan personel dan biaya yang lebih kecil jumlahnya. Sentuhan kecil ini, walaupun kelihatan tidak signifikan, tetapi dampaknya sangat besar untuk penataan kota, baik untuk keindahan, kelancaran sirkulasi, dan ketertiban. Usaha yang kecil bisa mendapatkan hasil yang besar.
Beberapa sentuhan itu misalnya adalah pelebaran tikungan di persimpangan jalan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk jalan arteri dan primer (jalan raya besar), tetapi juga bisa dilakukan kepada jalan yang lebih kecil di lingkungan perumahan. Agaknya kita sudah terbiasa dengan keadaan jalan dengan tikungan di persimpangan yang tajam dan patah.
Dulu dengan volume lalu lintas yang masih sedikit, hal ini tidak menjadi masalah. Tetapi ketika kota sudah berkembang dengan volume lalu lintas yang semakin besar, penataan tikungan di persimpangan jalan menjadi sangat penting. Pelebaran tikungan dengan membuat radius tikungan menjadi semakin besar akan memudahkan kendaraan ketika membelok.
Juga ianya akan menyediakan ruang yang cukup bagi kendaraan yang akan berpapasan di persimpangan sehingga arus lalu lintas menjadi semakin lancar. Kecelakaan pun bisa diperkecil. Penataan bisa dilakukan dengan biaya yang murah. Yang diperlukan hanyalah kerelaan dari pemilik lahan untuk merelakan sudut tanah mereka untuk dijadikan daerah perluasan tikungan jalan.
Sentuhan kecil lainnya adalah penataan bahu jalan, yaitu daerah bebas di kiri dan kanan jalan yang tidak diaspal. Pemandangan yang biasa kita lihat adalah daerah bahu jalan ini ditumbuhi oleh semak yang tinggi, atau kalau tidak dipadati dengan tumpukan tanah, pasir, dan sampah galian parit.
Selain menghalangi pemandangan ketika berlalu lintas, terutama bahu jalan yang tak beres ini juga menyebabkan tergenangnya air di tengah jalan karena tidak bisa mengalir ke parit di kiri-kanannya. Ini juga bisa mempercepat kerusakan jalan. Pemandangan ini kami rasa meliputi 80% jalan di kota-kota kita. Pekerjaan penataan bahu jalan ini tidak memerlukan teknologi yang tinggi, bisa dilakukan oleh pekerja biasa atau oleh masyarakat untuk jalan di daerah pemukiman.
Cukup dengan menebas semak-semak, meratakan bahu jalan, dan membuat lekukan kecil arah melintang jalan di bahu jalan untuk mengalirkan air dari badan jalan ke selokan setiap 20 m. Biaya pemeliharaan bahu jalan ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan pemeliharaan dan perbaikan jalan yang rusak akibat tergenangnya air tadi, ataupun akibat kecelakaan yang ditimbulkan oleh terhalangnya pandangan.
Masih banyak sentuhan-sentuhan kecil lainnya, seperti pemangkasan dahan pohon, penggantian bola lampu jalan yang putus, pemotongan rumput di median jalan, penataan spanduk yang sudah tidak dipakai, dan seterusnya. Sentuhan kecil, khasiat besar!
1 Comment. Leave new
Sungguh menginspirasi pak Doktor