Soal Sampah dan Banjir Pekanbaru, Muhammad Ikhsan: Masalah Kita dari Hulu ke Hilir
Banjir di Pekanbaru yang terjadi pada awal tahun 2021 lalu memang menimbulkan banyak pertanyaan di benak masyarakat. Salah satu penyebab banjir tersebut adalah sampah yang menumpuk hingga di berbagai titik. Saat itu banyak yang bertanya apa solusi banjir Pekanbaru.
Pada tanggal 7 Januari 2021, Cakap Lepas berhasil mendatangkan narasumber yang kredibel di bidang tata kota yaitu Doktor Muhammad Ikhsan. Narasumber kali ini memiliki riwayat pendidikan yang tinggi serta telah menjadi dosen di bidang tata kota.
Masalah Banjir Menurut Muhammad Ikhsan
Saat ditanya mengenai apa yang menjadi penyebab banjir di Pekanbaru beberapa waktu lalu, dirinya mengatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah sampah. Sampah di Pekanbaru terlihat di berbagai titik karena masalah pengangkutan yang berhenti beroperasi karena masalah kontrak.
Namun, menurutnya masalah sampah ini tidak hanya soal kontrak yang selesai saja melainkan terjadi karena masalah yang cukup kompleks. Ia mengatakan bahwa masalah yang terjadi itu berasal dari hulu hingga ke hilir.
Oleh karena itu harus dibenahi semuanya. “Kalau di Pekanbaru ini seharusnya dari hulu sampah ke hilirnya harus dibenahi ya,” ungkap Dr Muhammad Ikhsan.
Masalah Sampah dari Hulu
Seperti yang dikatakan di atas, dosen di bidang tata kota ini beropini bahwa penyebab dari sampah ini berasal dari hulu ke hilir. Menurut Muhammad Ikhsan, penyebab masalah sampah dari hulu adalah masyarakat Pekanbaru yang masih kurang sadar dalam pengelolaan sampah.
“Apabila dari bagian hulu, itu kan mulai dari masyarakat. Nah, masyarakat akan kesadarannya masih kurang. Sampah gelondongan saja kita taruh depan rumah,” jelas dosen pakar tata kota Pekanbaru itu.
Dirinya mengatakan bahwa sebaiknya sampah itu dipilah-pilah. Kendati itu adalah tugas masyarakat, Ia menyatakan bahwa masalah sampah Pekanbaru ini juga harus ada yang mengendalikannya.
“Seharusnya ada sistem yang mengaturnya. Misalnya pengangkutan sampah seminggu 2 kali atau tiga kali. Nanti diangkatnya jam sekian, boleh menaruh sampah jam sekian, dan hari apa. Itu yang harus diatur,” Tambahnya.
Ia juga menyarankan bahwa sebaiknya ada sosialisasi atau penyuluhan mengenai pengelolaan sampah. Tak hanya itu saja, dirinya menuturkan bahwa masih belum ada bank-bank sampah di Kota Pekanbaru. Inilah yang menurutnya menjadi masalah di hulu dari masalah sampah Pekanbaru.
Masalah Sampah dari Pertengahan
Setelah menjelaskan masalah di hulu, Doktor Ikhsan juga mengatakan bahwa masalah banjir Pekanbaru itu juga disebabkan oleh pengelolaan sampah di bagian tengah. Ia menjelaskan bahwa di bagian tengah ini adalah pada sektor pengangkutan sampah.
Dirinya menambahkan bahwa masalah di pengangkutan ini sangat berkaitan dengan armada yang tersedia. Perlu diketahui bahwa saat ini pemerintah kota menggunakan kontraktor dalam pengangkutan sampah.
“Alasan mengapa sekarang pengangkutan sampah di Pekanbaru pakai kontraktor adalah kita tidak mau repot soal armada. Armada kita sudah tua dan segala macam,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan kontraktor mungkin juga karena beberapa alasan yang lain. Namun yang jelas, menurutnya transportasi Pekanbaru inilah yang menjadi sebuah masalah dalam pengelolaan sampah di Pekanbaru.
Masalah Sampah di Hilir
Masalah terakhir dari masalah sampah di Pekanbaru adalah di bagian hilir. Menurut Tata Kota Pekanbaru lulusan luar negeri ini, masalah sampah di hilir itu terlihat pada TPA atau Tempat Pembuangan Akhir.
“Lihat saja bagaimana sampah diolah di TPA? Kini alatnya sudah rusak, kemudian sistem pengolahan masih kurang tepat,” jelasnya.
Menurutnya, pengolahan sampah yang sekarang ini adalah sampah yang tidak bisa diolah diratakan dengan tanah. Kemudian sampah harus ditimbun dengan menggunakan tanah dalam satu blok. Setelah bersih, selanjutnya sampah bisa ditumpuk dan diratakan serta ditimbun kembali.
“Sekarang coba kita lihat sampah di Pekanbaru semuanya menjadi lautan sampah. Seharusnya bukan begitu,” jelasnya
Ia juga menambahkan bahwa selain sampah, air kotor yang timbul akibat sampah juga harus masuk ke bak penampungan. Nantinya, di sana air akan melewati pengolahan sehingga lebih aman jika dibuang ke parit, sungai, anak sungai, dan saluran air lainnya.
Membandingkan dengan Tata Kelola Sampah di Surabaya
Dirinya sedikit menyinggung bahwa pengolahan sampah di Pekanbaru ini masih jauh dari Surabaya yang mana berhasil mengolah sampah menjadi tenaga listrik.
Ia mengajak masyarakat setempat untuk menyadari bahwa solusi sampah Pekanbaru ini masih jauh dari kata sempurna. Dirinya juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam penanganan sampah yang menyebabkan Banjir Pekanbaru ini.
Tak hanya masyarakatnya yang aktif, seharusnya tata kelola sampah oleh pihak atasan juga haru dilakukan dengan aktif. Lagi-lagi ia membandingkan bahwa di Surabaya ada kader khusus dalam pengelolaan sampah sehingga lebih bersih.
Kendati jauh dari pengelolaan di Surabaya, dirinya optimis jika penanganan sampah ini bisa dilakukan. Akan tetapi, tentunya semuanya harus dilakukan dengan cara bertahap dan tidak bisa instan.
Dirinya menegaskan bahwa akan banyak anggaran yang bisa dihemat apabila masyarakat turut aktif dalam pengelolaan sampah ini. Tentu didampingi oleh pemerintah yang aktif juga.
Sumber : riaubarometer.com