Menanggapi soal banjir yang terjadi di Pekanbaru yang terjadi terus menerus, Muhammad Ikhsan selaku pakar mengatakan bahwa banjir itu ada 4 jenis. 4 jenis banjir itu diakibatkan karena luapan sungai, banjir kiriman, pasang surut air laut, dan karena drainase yang buruk.
“Jenis banjir yang susah ditangani adalah jenis luapan air sungai, banjir kiriman, dan karena pasang surut air laut. Siapa yang bisa mengontrol penebangan hutan serta pengalihfungsian lahan? Sedangkan jika karena drainase bisa diwujudkan dalam beberapa tahun saja.” katanya.
Banjir Akibat Luapan Sungai
Menurut ahli di bidang tata Kota Pekanbaru ini, banjir jenis pertama yang bisa terjadi adalah akibat luapan air sungai. Menurutnya, banjir seperti ini akan terjadi khususnya di daerah pinggiran sungai atau yang berdekatan dengan daerah sungai.
Banjir seperti ini umumnya terjadi di daerah yang lebih rendah dari aliran sungai. Katanya, banjir seperti ini terjadi di wilayah yang sudah terjadi penggundulan hutan, pengalihfungsian lahan dan juga area resapan yang kurang.
“Jadi, akibatnya air akan meluncur ke permukaan tanah dan sangat cepat sehingga mengisi anak sungai dan akhirnya tak mampu mengalirkannya karena terlalu sempit. Oleh karena itu banjir terjadi,” ungkapnya di Blog pribadinya.
Ia juga mencontohkan bahwa banjir seperti ini telah terjadi di daerah Rokan di bagian hulu hingga Kampar di sebelah kiri.
Banjir Kiriman
Jenis banjir yang kedua adalah banjir kiriman. Dr Muhammad Ikhsan mengatakan bahwa banjir yang satu ini diakibatkan oleh luapan air yang terjadi akibat banjir jenis luapan sungai yang mengalir deras ke daerah pemukiman hingga perkotaan.
Muhammad Ikhsan mencontohkan banjir kiriman ini pernah terjadi di Semarang yang mana airnya ini bukan dari Semarang sendiri melainkan dari Ungaran. Tak hanya di Jawa Tengah saja, banjir kiriman juga terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Ya, menurutnya daerah ibu kota negara Indonesia ini adalah wilayah yang sangat rendah dibandingkan wilayah lain. Oleh karena itu banjir di Jakarta banyak juga yang disebabkan oleh aliran air dari wilayah Bogor yang lokasinya lebih tinggi.
Banjir Pasang Surut Air Laut
Berikutnya ada banjir yang disebabkan oleh pasang surut air laut. Sebelumnya, Anda harus tahu bahwa lautan itu mengalami pasang surut salah satunya akibat gravitasi bulan. Di mana saat bulan purnama terjadi, air laut akan menjadi pasang.
Dirinya juga mencontohkan bahwa banjir akibat pasang surut air laut ini juga terjadi di daerah luar Pekanbaru yaitu Kota Dumai dan Tembilahan.
“Air yang berasal dari daratan akhirnya ketemu dengan pasang yang ada di laut. Akhirnya genangan terus meninggi dan menyebabkan banjir yang merugikan.
Banjir Karena Drainase yang Buruk
Jenis banjir yang keempat dan sedang dialami sebagian besar wilayah Kota Pekanbaru adalah karena sistem drainase yang buruk. Perlu diketahui, ahli tata kota Pekanbaru ini mengatakan bahwa umumnya banjir ini terjadi karena banyaknya pembangunan.
Ia meneruskan bahwa tempat mengalirnya air menjadi tidak bisa menampung dan air menjadi menggenang dimana-mana. Namun, banjir yang satu ini maka lebih mudah dalam pemecahannya. Dirinya menegaskan bahwa tinggal menelusuri jalur air, buat saluran, dan teruskan ke laut.
Apabila pada daerah yang kebanjiran tersebut belum ada bangunannya maka bisa membuat gorong-gorong yang melewati jalan. Yang lainnya hanyalah masalah teknis saja.
Hingga kini, dirinya terus berkomentar dan memberikan solusi dari masalah banjir Pekanbaru yang terjadi. Tak henti-hentinya dosen teknik ini mengingatkan pemerintah untuk segera menindaklanjuti master plan yang dibuat serta berharap ada integrasi pada diri masyarakat.
Bahkan dirinya telah membuat master plan dengan banyak sekali perhitungan dan pertimbangan. Dalam master plan yang jadi sejak tahun 2020 lalu, sudah ada 120 titik yang bermasalah. Sedangkan masalahnya sudah ada sebanyak 340 buah.
Upaya Penanggulangan Banjir
Estimasi biaya yang harus dianggarkan oleh pemerintah adalah sekitar Rp 180 miliar. Namun, karena ini proyek jangka panjang bisa dianggarkan sedikit demi sedikit sehingga dalam 5 hingga 10 tahun ke depan semua masalah drainase bisa beres. Banjir pun tak mau datang lagi.
Di lain kesempatan, seorang pakar tata kota Pekanbaru ini tak hanya mengomentari banjir dan memberikan solusi banjir Pekanbaru. Dirinya juga memberikan solusi sampah karena berkaitan dengan banjir yang terjadi.
Dirinya menyoroti bagaimana masalah sampah Pekanbaru yang juga tak kunjung selesai khususnya karena kontrak dengan kontraktor yang terhenti. Ia tak hanya mengkritik pemerintah saja melainkan juga memberikan solusi sampah Pekanbaru.
Dosen di Universitas Riau ini memberikan solusi adanya masalah Sampah Pekanbaru ini secara teori akademik, secara kebijakan yang lama, bahkan membandingkan dengan pengelolaan sampah Surabaya.
Kejadian banjir yang terjadi di Pekanbaru nyatanya membuat dirinya juga ikut turun tangan dalam pembuatan master plan. Ini ia lakukan demi mencegah banjir di Pekanbaru bisa teratasi. Sebab, menurutnya, adanya banjir Pekanbaru juga menyebabkan laju transportasi Pekanbaru terhambat.
Sumber : riaubarometer.com