

Banyaknya truk yang melintasi jalan dalam kota Pekanbaru akhir-akhir ini seperti di Jl. Soekarno Hatta, Jl. Soebrantas, dan Jl. SM. Amien yang ramai sungguh tidak nyaman dan rawan kecelakaan. Meskipun demikian patut dicermati kenapa hal tersebut terus terjadi dan sulit dilakukan penindakan.
Saya melihat beberapa penyebabnya adalah (lihat gambar):
1. Sempitnya jalan lingkar karena pemukiman penduduk yang sudah ramai di kiri dan kanan jalan. Hal ini bisa terlihat di Jl Pasir Putih mulai dari Simpang Perumahan Pandau sampai simpang Kaharudin Nasution. Demikian pula jalan lingkar Kubang Raya, mulai dari SMA Plus sampai simpang Garuda Sakti/Subrantas. Juga sepanjang jalan Garuda Sakti dan Jalan Air Hitam. Jalan jalan ini sangat sempit karena terdiri dari jalan dua arah dengan lebar total sekitar 6 m saja. Lebar ini sungguh tidak layak untuk sebuah jalan lingkar. Makanya truk-truk berjalan sangat lambat di sini dan sering terjadi kecelakaan warga yang tertabrak truk. Seharusnya pelebaran dibuat dengan lebar jalan menjadi dua kali lipatnya, 2 jalur, 4 lajur, dengan total lebar jalan aspalnya 2×6 m. Ini baru layak.
2. Penanganan lalu lintas di persimpangan Garuda Sakti/Subrantas masih semrawut. Saat ini, truk yang hendak lurus dari arah utara Garuda Sakti menuju Jl. Kubang Raya atau ke BAngkinang harus memutar di depan pasar Selasa Panam. Truk-truk besar selalu kerepotan membuat U turn di sini dan menyebabkan kemacetan. Hal ini seharusnya tidak perlu dilakukan kalau penataan persimpangan Garuda Sakti/Subrantas bisa dilengkapi dengan lampu pengatur lalu lintas dan hambatan di persimpangan di bersihkan.
Persimpangan Pasir Putih/Kaharudin Nasution juga masih sempit sehingga truk sulit bermanuver di sini.
Jalan-jalan dan persimpangan yang disebutkan di atas adalah wewenang pemerintah pusat yang dananya APBN. Pihak-pihak yang terkait tentu harus mengusulkan pelebaran jalan ini ke KemenPU.
Pak Syahrul Aidi Maazat yang kebetulan membawa rombongan DPR RI Komisi V nya mudah2an membaca postingan ini.😀😀